Hati-hati! Sering Pakai Bensin Premium Bisa Sakit Kanker

Kamis, 05 November 2020 - 16:23 WIB
Peringatan serius bagi yang sering mengonsumsi bensin Premium. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Peringatan serius bagi yang sering mengonsumsi bensin dengan kualitas rendah. Berdasarkan hasil riset Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) bersama Universitas Indonesia (UI), bagi yang suka menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan kualitas rendah seperti Premium bisa memicu penyakit mematikan seperti kanker.

"Mengonsumsi BBM dengan oktan rendah seperti Premium bisa memicu berbagai penyakit, termasuk kanker. Konsumsi Premium sangat berbahaya untuk kesehatan," ujar Diretur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, di Jakarta, Kamis (5/11/2020).





Menurut dia BBM dengan oktan rendah seperti Premium membuat pembakaran di dalam mesin menjadi tidak sempurna. Hal itu terjadi karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar disebabkan lantaran tekanan mesin bukan percikan api dari busi. Akibatnya, selain menjadikan mesin mengelitik (knocking), juga membuat banyak BBM terbuang dan menjadi emisi hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan nitrogen dioksida melalui knalpot. "Nah, emisi hidrokarbon inilah yang memicu penyakit kanker," ungkapnya.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata air seni masyarakat Jakarta mengandung polysiclic aromatic hydrocarbons (PAH) 2.200 mg kreatinin. Angka tersebut, lanjut Safrudin sangat tinggi karena standar World Health Organizazation (WHO) hanya memperbolehkan 500 mg kreatinin. Selain itu, di dalam urine juga ditemukan benzene yang juga sangat tinggi, yaitu 8,9 mg. Angka tersebut jauh di atas standar WHO, yaitu maksimal hanya boleh 0,3 mg kreatinin. Dari temuan KPPB, PAH dan benzene pada urine masyarakat Jakarta tersebut berasal dari pencemaran hidrokarbon kendaraan bermotor. "Jadi sangat wajar jika angka penderita kanker di Jakarta tinggi dan terus meningkat," kata dia.

Tak hanya kanker, berbagai penyakit lain yang tak kalah berbahaya juga mengintai. Selain itu, karbon monoksida yang dihasilkan juga bersifat racun dan nitrogen dioksida memicu penyakit paru-paru. Temuan lain, bahaya BBM beroktan rendah seperti Premium akan mencemari lingkungan, yang pada ujungnya akan berdampak pula pada kesehatan manusia. Seperti mengganggu saluran pernafasan. Apalagi di jalanan yang padat kendaraan sehingga berisiko menyebabkan gangguan pernafasan. "Bagi yang punya risiko asma bisa lebih berbahaya, jangka panjang bisa memicu kanker paru-paru," tandasnya.



Sebab itu, Pertamina terus mendorong penggunaan bahan bakar kualitas tinggi seperti Pertamax Cs dengan menerapkan program langit biru. Melalui program tersebut diharapkan mampu meningkatkan penggunaan BBM dengan kualitas tinggi dengan tujuan mengurangi emisi seperti telah dianjurkan pemerintah. Dengan tingkat pencemaran lingkungan rendah maka risiko kesehatan juga berkurang. "Sehingga tepat jika kebijakan mengedukasi publik untuk tidak lagi menggunakan Premium terus digalakkan," kata dia.

Pengamat Otomotif Jusri Pulubuhu menambahkan, melalui edukasi secara perlahan publik akan sadar pentingnya menggunakan BBM dengan oktan tinggi. Bahkan, pihaknya menyarankan menghapus bensin Premium. "Pemerintah sebenarnya hanya perlu melakukan stop produk BBM oktan rendah. Sudah saatnya masyarakat menggunakan BBM RON tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga, dampak buruk terhadap lingkungan juga lebih kecil dibandingkan bahan bakar oktan rendah," ujarnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More