Ekonomi Sulsel Tumbuh Signifikan pada Triwulan ke III
Kamis, 05 November 2020 - 18:17 WIB
MAKASSAR - Ekonomi Sulsel terus mencatatkan pertumbuhan signifikan meski di tengah pandemi. Walaupun, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengumumkan Sulsel resmi menjadi salah satu daerah yang mengalami resesi.
Namun, dari 34 provinsi di Indonesia, 32 diantaranya mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan III 2020. Di mana, tercatat, ekonomi Sulsel pada triwulan III 2020 tumbuh kontraksi sebesar 1,08 persen. Pada triwulan II 2020, ekonomi Sulsel juga tumbuh negatif sebesar 3,86 persen. Meski mengalami resesi, tapi tren pertumbuhan ekonomi Sulsel mulai membaik. Secara quartal to quartal (q to q) ekonomi Sulsel tumbuh 8,18 persen.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, menarik data pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mengalami perbaikan signifikan untuk triwulan III yakni pertumbuhan membaik baik dari sisi Year on Year (YoY), dari -3,81% membaik jadi -1,81%.
“Dan yang menarik dan cukup memberi harapan, pertumbuhan ekonomi Sulsel dalam ukuran Q-to-Q, dari -0,41 telah meningkat tajam menjadi +8,18%. Suatu pertumbuhan yang memberi prospektif positif kedepannya. Dan mungkin yang terbesar di Indonesia,”ujarnya, Kamis (5/11/2020).
Artinya, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, dalam tataran ukuran sangat dinamis saat-saat seperti sekarang, indikator pertumbuhan jangka pendek Q-to-Q dapat menjadi ukuran yang lebih akurat mengukur arah perkembangan perekonomian suatu daerah.
Karen indikator tersebut dapat menunjukan adanya pergerakan aktivitas perekonomian yang cukup menjanjikan dalam di Sulsel. Berdasarkan data BPS, peningkatan nilai PDRB Q-to-Q atas dasar harga konstan dari nilai Rp79,81 triliun menjadi Rp86,34 triliun, dengan sektor pertumbuhan terbesar sektor usaha terbesar transportasi dan pergudangan, 59,29%, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, 34,74%, dan sektor usaha jasa perusahaan 32,22%.
Sedangkan sektor usaha dengan ukuran pertumbuhan Year on Year, terbesar, sektor usaha infomasi dan komunikasi, 12,20%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,58%, dan sektor usaha pengadaan, 7,34%.
Namun, dari 34 provinsi di Indonesia, 32 diantaranya mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan III 2020. Di mana, tercatat, ekonomi Sulsel pada triwulan III 2020 tumbuh kontraksi sebesar 1,08 persen. Pada triwulan II 2020, ekonomi Sulsel juga tumbuh negatif sebesar 3,86 persen. Meski mengalami resesi, tapi tren pertumbuhan ekonomi Sulsel mulai membaik. Secara quartal to quartal (q to q) ekonomi Sulsel tumbuh 8,18 persen.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, menarik data pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mengalami perbaikan signifikan untuk triwulan III yakni pertumbuhan membaik baik dari sisi Year on Year (YoY), dari -3,81% membaik jadi -1,81%.
“Dan yang menarik dan cukup memberi harapan, pertumbuhan ekonomi Sulsel dalam ukuran Q-to-Q, dari -0,41 telah meningkat tajam menjadi +8,18%. Suatu pertumbuhan yang memberi prospektif positif kedepannya. Dan mungkin yang terbesar di Indonesia,”ujarnya, Kamis (5/11/2020).
Artinya, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, dalam tataran ukuran sangat dinamis saat-saat seperti sekarang, indikator pertumbuhan jangka pendek Q-to-Q dapat menjadi ukuran yang lebih akurat mengukur arah perkembangan perekonomian suatu daerah.
Karen indikator tersebut dapat menunjukan adanya pergerakan aktivitas perekonomian yang cukup menjanjikan dalam di Sulsel. Berdasarkan data BPS, peningkatan nilai PDRB Q-to-Q atas dasar harga konstan dari nilai Rp79,81 triliun menjadi Rp86,34 triliun, dengan sektor pertumbuhan terbesar sektor usaha terbesar transportasi dan pergudangan, 59,29%, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, 34,74%, dan sektor usaha jasa perusahaan 32,22%.
Sedangkan sektor usaha dengan ukuran pertumbuhan Year on Year, terbesar, sektor usaha infomasi dan komunikasi, 12,20%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,58%, dan sektor usaha pengadaan, 7,34%.
tulis komentar anda