Jumlah Belum Mencukupi, Indonesia Masih Terus 'Berburu' Vaksin Covid-19
Jum'at, 11 Desember 2020 - 17:27 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan Indonesia masih membutuhkan tambahan vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini jumlah vaksin Covid-19 yang telah tersedia dari berbagai komitmen kerja sama dengan produsen asing mencapai 157 juta dosis.
"Kalau dilihat kebutuhan yang ada mencakup 246 juta dosis vaksin. Jadi sekarang kita masih mencari sumber produsen vaksin lainnya untuk memastikan di tahun depan seluruh masyarakat bisa divaksinasi," kata Budi dalam video virtual, Jumat (11/12/2020).
( )
Kata dia, pemerintah sudah memesan vaksin berasal dari Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax sebanyak 30 juta dosis. Kemudian pemerintah juga melakukan perjanjian bilateral maupun multilateral dengan produsen vaksin lain untuk mendapatkan 116 juta dosis.
"Kerja sama tersebut yakni pembelian vaksin Pfizer sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca 50 juta dosis, dan Covax atau Gavi 16 juta dosis. Nanti memesan vaksin Moderna, perusahaan asal Amerika Serikat," bebernya.
( )
Saat ini pemerintah di berbagai negara di dunia berburu vaksin untuk melindungi masyarakatnya. Sementara produksi vaksin global saat ini baru sekitar 6,2 miliar hingga 6,4 miliar dosis.
"Saat ini populasi dunia sekitar delapan miliar orang. Dari jumlah tersebut 70 persen atau 4,4 miliarnya merupakan kategori yang utama yang harus mendapatkan vaksin," pungkasnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini jumlah vaksin Covid-19 yang telah tersedia dari berbagai komitmen kerja sama dengan produsen asing mencapai 157 juta dosis.
"Kalau dilihat kebutuhan yang ada mencakup 246 juta dosis vaksin. Jadi sekarang kita masih mencari sumber produsen vaksin lainnya untuk memastikan di tahun depan seluruh masyarakat bisa divaksinasi," kata Budi dalam video virtual, Jumat (11/12/2020).
( )
Kata dia, pemerintah sudah memesan vaksin berasal dari Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax sebanyak 30 juta dosis. Kemudian pemerintah juga melakukan perjanjian bilateral maupun multilateral dengan produsen vaksin lain untuk mendapatkan 116 juta dosis.
"Kerja sama tersebut yakni pembelian vaksin Pfizer sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca 50 juta dosis, dan Covax atau Gavi 16 juta dosis. Nanti memesan vaksin Moderna, perusahaan asal Amerika Serikat," bebernya.
( )
Saat ini pemerintah di berbagai negara di dunia berburu vaksin untuk melindungi masyarakatnya. Sementara produksi vaksin global saat ini baru sekitar 6,2 miliar hingga 6,4 miliar dosis.
"Saat ini populasi dunia sekitar delapan miliar orang. Dari jumlah tersebut 70 persen atau 4,4 miliarnya merupakan kategori yang utama yang harus mendapatkan vaksin," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda