Bitcoin Seharga Apartemen, Bank Indonesia: Hati-Hati!
Selasa, 29 Desember 2020 - 10:12 WIB
JAKARTA - Nilai atau harga Bitcoin terus meroket tak terkendali setelah menyentuh harga Rp325 juta pada akhir pekan ketiga Desember 2020. Kini harga Bitcoin melampaui Rp397 juta dan pembulatannya mendekati Rp425 juta. ( Baca juga:Diborong Sejumlah Perusahaan Amerika, Harga Bitcoin Setara Apartemen di Jakarta )
Harga itu dianggap setara dengan sebuah harga sebuah apartemen di Jakarta. "Bitcoin sekarang menjadi komoditas yang kian menarik dan secara harga sendiri sekarang 1 Bitcoin seperti memiliki 1 buah apartmen di Jakarta, " kata CEO Indodax Oscar Darmawan, Minggu (27/12).
Menanggapi hal tersebut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono memandang, harga Bitcoins diperkirakan masih akan turun naik karena digunakan sebagai alat spekulasi, bukan karena kebutuhan riil.
Namun sebagai otoritas sistem pembayaran, BI berpandangan Bitcoins bukan sebagai mata uang alat pembayaran yang diakui. "Sesuai UU Mata Uang yang mengatakan bahwa legal tender di Indonesia adalah Rupiah," kata Erwin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Sebagai alat investasi, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati. Sebab walaupun saat ini harganya naik, ke depan sangat berpotensi untuk turun kembali.
"Seperti sudah terbukti dari pergerakan historisnya sejak awal," imbuh Erwin.
Menurut dia, Bitcoins juga rentan digunakan sebagai pembayaran untuk transaksi ilegal karena sifatnya yang aninomous. Seperti diketahui, Bitcoin memang telah lahir lebih dari 10 tahun lalu. Namun tak banyak pemain yang benar-benar dapat mengakses Bitcoin.( Baca juga:Sengketa Lahan Ponpes Habib Rizieq, Muhammadiyah Minta Diselesaikan Sesuai Aturan )
Secara keseluruhan, alasan nyata dari dorongan utama melonjaknya Bitcoin dipastikan akibat kurangnya pasokan. Seperti yang dikatakan analis, wabah virus Corona telah menyebabkan kelesuan ekonomi global. Jadi, orang yang berinvestasi dalam Bitcoin adalah semacam permintaan "safe-haven".
Harga itu dianggap setara dengan sebuah harga sebuah apartemen di Jakarta. "Bitcoin sekarang menjadi komoditas yang kian menarik dan secara harga sendiri sekarang 1 Bitcoin seperti memiliki 1 buah apartmen di Jakarta, " kata CEO Indodax Oscar Darmawan, Minggu (27/12).
Menanggapi hal tersebut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono memandang, harga Bitcoins diperkirakan masih akan turun naik karena digunakan sebagai alat spekulasi, bukan karena kebutuhan riil.
Namun sebagai otoritas sistem pembayaran, BI berpandangan Bitcoins bukan sebagai mata uang alat pembayaran yang diakui. "Sesuai UU Mata Uang yang mengatakan bahwa legal tender di Indonesia adalah Rupiah," kata Erwin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Sebagai alat investasi, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati. Sebab walaupun saat ini harganya naik, ke depan sangat berpotensi untuk turun kembali.
"Seperti sudah terbukti dari pergerakan historisnya sejak awal," imbuh Erwin.
Menurut dia, Bitcoins juga rentan digunakan sebagai pembayaran untuk transaksi ilegal karena sifatnya yang aninomous. Seperti diketahui, Bitcoin memang telah lahir lebih dari 10 tahun lalu. Namun tak banyak pemain yang benar-benar dapat mengakses Bitcoin.( Baca juga:Sengketa Lahan Ponpes Habib Rizieq, Muhammadiyah Minta Diselesaikan Sesuai Aturan )
Secara keseluruhan, alasan nyata dari dorongan utama melonjaknya Bitcoin dipastikan akibat kurangnya pasokan. Seperti yang dikatakan analis, wabah virus Corona telah menyebabkan kelesuan ekonomi global. Jadi, orang yang berinvestasi dalam Bitcoin adalah semacam permintaan "safe-haven".
(uka)
tulis komentar anda