Intip Strategi Koperasi Modern 2021, Harus Jadi Bagian Sirkuit Ekonomi
Kamis, 31 Desember 2020 - 00:29 WIB
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM akan mengoptimalkan strategi transformasi koperasi modern pada 2021 sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran koperasi . Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi menyampaikan, bahwa tantangan yang dihadapi sektor koperasi adalah bagaimana agar koperasi kedepan dapat masuk ke dalam bagian rantai pasok yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Dimana dengan melibatkan kemitraan dalam rantai pasok, profesional, dan koefisien tumbuh tinggi khususnya pada sektor riil yang memiliki daya ungkit tinggi.
“Koperasi harus menjadi bagian dalam sirkuit ekonomi, dengan model Inclusive closed loop melalui kemitraan yang melibatkan UMKM, koperasi, perbankan, dan offtaker yang terhubung dengan rantai pasok bisnis,” ujar Zabadi di Jakarta, Rabu (30/12).
(Baca Juga: Selandia Baru Menginspirasi Teten, Koperasi Peternak Sapi Harus Punya Pengolahan Susu )
Dalam Outlook transformasi koperasi pada 2021, Koperasi diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap PDB pertahunnya hingga mencapai 5,10-5,50% pada 2024, dan terbentuknya 100 koperasi baru yang modern dan berbasis digital pertahun hingga mencapai 400 unit pada akhir 2024 sesuai dengan amanat RPJMN 2019-2024.
KemenKop UKM mendorong transformasi koperasi menjadi semakin modern dari kondisinya saat ini yang cenderung masih berjumlah banyak tapi skalanya kecil, berdiri sendiri, dan nilai tambahnya kecil. “Untuk mencapai itu ada enam strategi yang akan kita kembangkan ke depan,” kata Zabadi.
Strategi yang dimaksud, Pertama dengan mengenalkan model koperasi multipihak sebagai pilihan bagi masyarakat yang ingin berhimpun dalam wadah koperasi untuk mengagregasi kepentingan berdasarkan manfaat yang adil dan wajar bagi setiap kelompok.
Kedua pengembangan koperasi fokus pada koperasi di sektor riil yang memiliki koefisien atau daya ungkit tinggi, utamanya disektor komoditas unggulan seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata.
Ketiga, mengembangkan bisnis dengan skema kemitraan saling menguntungkan dari hulu-hilir sehingga keberlangsungan produksi terjaga dan usaha koperasi bersama anggotanya (petani, peternak, nelayan dan lainnya) sejahtera dengan sistem inclusive close loop (rantai pasok terintegrasi).
Dimana dengan melibatkan kemitraan dalam rantai pasok, profesional, dan koefisien tumbuh tinggi khususnya pada sektor riil yang memiliki daya ungkit tinggi.
“Koperasi harus menjadi bagian dalam sirkuit ekonomi, dengan model Inclusive closed loop melalui kemitraan yang melibatkan UMKM, koperasi, perbankan, dan offtaker yang terhubung dengan rantai pasok bisnis,” ujar Zabadi di Jakarta, Rabu (30/12).
(Baca Juga: Selandia Baru Menginspirasi Teten, Koperasi Peternak Sapi Harus Punya Pengolahan Susu )
Dalam Outlook transformasi koperasi pada 2021, Koperasi diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap PDB pertahunnya hingga mencapai 5,10-5,50% pada 2024, dan terbentuknya 100 koperasi baru yang modern dan berbasis digital pertahun hingga mencapai 400 unit pada akhir 2024 sesuai dengan amanat RPJMN 2019-2024.
KemenKop UKM mendorong transformasi koperasi menjadi semakin modern dari kondisinya saat ini yang cenderung masih berjumlah banyak tapi skalanya kecil, berdiri sendiri, dan nilai tambahnya kecil. “Untuk mencapai itu ada enam strategi yang akan kita kembangkan ke depan,” kata Zabadi.
Strategi yang dimaksud, Pertama dengan mengenalkan model koperasi multipihak sebagai pilihan bagi masyarakat yang ingin berhimpun dalam wadah koperasi untuk mengagregasi kepentingan berdasarkan manfaat yang adil dan wajar bagi setiap kelompok.
Kedua pengembangan koperasi fokus pada koperasi di sektor riil yang memiliki koefisien atau daya ungkit tinggi, utamanya disektor komoditas unggulan seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata.
Ketiga, mengembangkan bisnis dengan skema kemitraan saling menguntungkan dari hulu-hilir sehingga keberlangsungan produksi terjaga dan usaha koperasi bersama anggotanya (petani, peternak, nelayan dan lainnya) sejahtera dengan sistem inclusive close loop (rantai pasok terintegrasi).
Lihat Juga :
tulis komentar anda