Oh Ternyata Ini Biang Keladi Naiknya Harga Kedelai
Senin, 04 Januari 2021 - 16:01 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut beberapa penyebab kenaikan harga kedelai impor . Pertama, adanya kenaikan ongkos angkut dari negara asal impor hingga ke Indonesia.
"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi di Jakarta, Senin (4/1/2020). ( Baca juga:Persediaan Kedelai Aman Tapi Harga Tinggi, Produsen Tahu Tempe di Purwakarta Enggan Produksi )
Kemudian, lanjut dia, waktu transport impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama tiga minggu menjadi lebih lama, yaitu enam hingga sembilan minggu.
(Baca Juga : Genjot Produksi Kedelai: Bergerak Setelah Masalah Menyeruak )
"Dan dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor," jelas dia.
Maka itu, lanjut dia, peluang ini tentunya dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.
(Baca Juga : Mentan Kaget Harga Tanaman Hias Janda Bolong Tembus Ratusan Jutaan Rupiah )
"Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani," ungkap dia.
Untuk diketahui, tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun demikian, hal tersebut terjadi karena disebabkan kondisi kedelai merupakan komoditas non lartas yang bebas impor kapan saja dan berapa pun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan. ( Baca juga:Ancaman Iran Makin Menjadi-jadi, AS Batal Pulangkan Kapal Induk dari Teluk )
Terkait harga kedelai saat ini terjadi kenaikan yang cukup signifikan sekitar 35% merupakan dampak pandemi Covid-19, utamanya produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, Ukraina dan lainnya. Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh pengrajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi.
"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi di Jakarta, Senin (4/1/2020). ( Baca juga:Persediaan Kedelai Aman Tapi Harga Tinggi, Produsen Tahu Tempe di Purwakarta Enggan Produksi )
Kemudian, lanjut dia, waktu transport impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama tiga minggu menjadi lebih lama, yaitu enam hingga sembilan minggu.
(Baca Juga : Genjot Produksi Kedelai: Bergerak Setelah Masalah Menyeruak )
"Dan dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor," jelas dia.
Maka itu, lanjut dia, peluang ini tentunya dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.
(Baca Juga : Mentan Kaget Harga Tanaman Hias Janda Bolong Tembus Ratusan Jutaan Rupiah )
"Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani," ungkap dia.
Untuk diketahui, tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun demikian, hal tersebut terjadi karena disebabkan kondisi kedelai merupakan komoditas non lartas yang bebas impor kapan saja dan berapa pun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan. ( Baca juga:Ancaman Iran Makin Menjadi-jadi, AS Batal Pulangkan Kapal Induk dari Teluk )
Terkait harga kedelai saat ini terjadi kenaikan yang cukup signifikan sekitar 35% merupakan dampak pandemi Covid-19, utamanya produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, Ukraina dan lainnya. Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh pengrajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi.
(uka)
tulis komentar anda