Di Masa Pandemi Bank harus Jadi Bagian dari Solusi, bukan Sebaliknya
Kamis, 14 Januari 2021 - 11:40 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 selama hampir satu tahun telah menyebabkan kondisi perekonomian dunia melemah dan memicu resesi ekonomi global. Berbeda dengan krisis Asia maupun krisis global yang pernah terjadi sebelumnya, dampak pandemi Covid-19 terasa di segala sektor, tidak terkecuali sektor keuangan.
Oleh karena itu, lembaga perbankan berperan penting memastikan kondisi ekonomi dalam keadaan stabil selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.( Baca juga:Covid-19 Belum Selesai, Pemerintah Jangan Mimpi Bisa Atasi Resesi )
Dalam laporan mingguan yang baru dirilis oleh Bank DBS Indonesia disebutkan bahwa peran bank sangat signifikan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Laporan tersebut menekankan bahwa bank-bank di Asia masih memiliki neraca keuangan yang relatif kuat sehingga dapat secara aktif terlibat dalam program pinjaman dan kebijakan yang fleksibel.
“Di Asia, sebagian besar bank dalam kondisi yang baik sejauh ini. Rasio kecukupan modal secara keseluruhan telah meningkat atau tetap datar di sebagian besar negara dalam dekade terakhir,” tulis laporan tersebut di Jakarta, Kamis (14/1/20210.
Rasio kecukupan modal secara keseluruhan relatif meningkat atau stagnan di sebagian besar negara, kecuali India dan Filipina. Sementara itu, tier 1 capital buffers menunjukkan tren peningkatan berkat didorong oleh regulasi yang kuat dari Bank for International Settlements (BIS) dan otoritas keuangan nasional.
"Sayangnya, pandemi semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi persoalan peningkatan kredit macet," ucapnya.
Meski demikian, suku bunga rendah dan peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan menekan adanya risiko ini. Sejak awal tahun 2020, pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan krisis ekonomi global. ( Baca juga:Habib Rizieq Shihab Dipindahkan ke Rutan Bareskrim Polri )
General Manager di BIS, Agustin Carstens, menuturkan pentingnya peran bank untuk mengatasi ancaman resesi yang telah di depan mata. Menurut Carstens, bank harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
"Sekaranglah waktunya untuk memanfaatkan akumulasi penyangga neraca yang telah ditingkatkan saat masa keemasan sebelumnya," ujar Carstens.
Oleh karena itu, lembaga perbankan berperan penting memastikan kondisi ekonomi dalam keadaan stabil selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.( Baca juga:Covid-19 Belum Selesai, Pemerintah Jangan Mimpi Bisa Atasi Resesi )
Dalam laporan mingguan yang baru dirilis oleh Bank DBS Indonesia disebutkan bahwa peran bank sangat signifikan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Laporan tersebut menekankan bahwa bank-bank di Asia masih memiliki neraca keuangan yang relatif kuat sehingga dapat secara aktif terlibat dalam program pinjaman dan kebijakan yang fleksibel.
“Di Asia, sebagian besar bank dalam kondisi yang baik sejauh ini. Rasio kecukupan modal secara keseluruhan telah meningkat atau tetap datar di sebagian besar negara dalam dekade terakhir,” tulis laporan tersebut di Jakarta, Kamis (14/1/20210.
Rasio kecukupan modal secara keseluruhan relatif meningkat atau stagnan di sebagian besar negara, kecuali India dan Filipina. Sementara itu, tier 1 capital buffers menunjukkan tren peningkatan berkat didorong oleh regulasi yang kuat dari Bank for International Settlements (BIS) dan otoritas keuangan nasional.
"Sayangnya, pandemi semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi persoalan peningkatan kredit macet," ucapnya.
Meski demikian, suku bunga rendah dan peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan menekan adanya risiko ini. Sejak awal tahun 2020, pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan krisis ekonomi global. ( Baca juga:Habib Rizieq Shihab Dipindahkan ke Rutan Bareskrim Polri )
General Manager di BIS, Agustin Carstens, menuturkan pentingnya peran bank untuk mengatasi ancaman resesi yang telah di depan mata. Menurut Carstens, bank harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
"Sekaranglah waktunya untuk memanfaatkan akumulasi penyangga neraca yang telah ditingkatkan saat masa keemasan sebelumnya," ujar Carstens.
(uka)
tulis komentar anda