Selamatkan Uang Rakyat, BEI Diminta Pelototi Permainan Saham di Medsos

Jum'at, 29 Januari 2021 - 15:53 WIB
Edukasi dalam bentuk diskusi seputar saham sebaiknya juga dilakukan ke masyarakat umum mengingat promo produk saham masih marak di media sosial. Foto/Dok
JAKARTA - Baru-baru ini, para netizen di media sosial tengah menyoroti selebritas Raffi Ahmad dan Ari Lasso lantaran keduanya akan dipanggil otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) . Hal ini terkait dugaan telah mempromosikan sebuah produk saham sehingga melejit di atas 8%hanya dalam waktu sehari.

Meski telah membantah menerima endorse dari produk saham tersebut, BEI tetap memanggil keduanya untuk berdiskusi terkait dengan dampak promosi yang sengaja maupun tidak sengaja mereka lakukan. Sekaligus mengingatkan tanggung jawab moral dan konsekuensi hukum atas tindakannya.




Pengusaha muda sekaligus entrepreneur William Sunito menilai, edukasi dalam bentuk diskusi seputar saham sebaiknya juga dilakukan ke masyarakat umum mengingat hal serupa masih marak di media sosial.

"Ini penting (edukasi kemasyarakat luas), agar masyarakat tahu untung rugi sekaligus resiko bermain saham. Kan banyak yang ikut-ikutan, tergiur usai lihat publik figur me-review keuntungan besar produk saham tertentu," kata William Sunito saat dihubungi wartawan.



William mengatakan, alat negara dalam hal ini BEI, Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) serta Self Regulatory Organization(SRO) seharusnya menerapkan lebih ketat lagi regulasi pada semua sektor jual-beli produk saham, terlebih lagi Presiden Joko Widodo pada pembukaan perdagangan saham awal 2020 lalu (2/1/2020), menunjukkan kekesalannya terhadap praktik goreng menggoreng saham.

Pemilik start up tokowahab.com ini mensinyalir sejumlah pihak yang takut akan kegusaran Presiden Joko Widodo, kini merubah pola praktik permainan saham mereka dengan beralih dari cara-cara konvensional dan memilih media sosial yang banyak digunakan masyarakat awam atau memanfaatkan publik figur yang memiliki banyak follower dimedsos.

"Ingat, Pak Jokowi mengatakan, praktik goreng-gorengan saham sudah menimbulkan korban dan merugikan investor. Beliau juga meminta regulator pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas BEIuntuk membersihkan praktik tersebut serta mencanangkan pembersihan pasar modal dari para manipulator. Saya sepakat dengan Jokowi bahwasanya manipulasi pasar dan transaksi keuangan yang menjurus pada fraud, harus ditindak dengan tegas," lanjut William.

Pria lajang yang masuk dalam deretan pengusaha muda inspiratif di Forbes 30 Under 30 khusus Indonesia ini menilai publik figur yang mengaku tidak di endorse oleh perusahaan pengelola saham, seharusnya sadar jika langkah review produk saham yang dilakukannya telah memberikan edukasi sesat, dimana followernya berasumsi bermain saham pasti untung, tanpa resiko, bisa sambil rebahan, seperti dicontohkan publik figur tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More