Hati-hati Ya! Awan Cumulonimbus Berpotensi Ganggu Penerbangan hingga Maret 2021

Selasa, 02 Februari 2021 - 19:35 WIB
BMKG meminta kepada industri penerbangan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Mengingat cuaca ekstrim ini berpotensi untuk terjadinya pembentukan awan Cumulonimbus (CB). Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada industri penerbangan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Mengingat cuaca ekstrem ini berpotensi untuk terjadinya pembentukan awan Cumulonimbus (CB).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi pembentukan awal CB masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan diperkirakan pembentukan awan CB ini akan berlangsung hingga Maret 2021 mendatang.






Berdasarkan perkiraan BMKG, awan CB dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% selama 7 hari ke depan, diprediksi akan terjadi di beberapa daerah Dari mulai beberapa wilayah di Sumatera, Jawa, hingga papua.

"Untuk penerbangan karena diprediksi pembentukan awan-awan sibi masih akan terus intensif yang dikhawatirkan akan mengganggu penerbangan baik di Januari ini paling tidak sampai Maret," ujarnya dalam acara Webinar waspada Cuaca Ekstrem di Sektor Transportasi', Selasa (2/2/2021)

Sebenarnya lanjut Dwikorita, pada kondisi cuaca ekstrem ini tak hanya sektor transportasi udara yang akan terkena dampak. Namun sektor lain seperti darat, kereta hingga laut juga akan merasakan dampaknya.

"Jadi yang terdampak adalah transportasi semuanya baik di darat, laut maupun udara. Karena di darat, topografi Indonesia sangat kompleks kemudian juga angin-anginnya dari berbagai penjuru," jelasnya.



Misalnya adalah dampak yang akan dirasakan oleh sektor transportasi laut. Di mana BMKG memprediksi akan terjadi gelombang tinggi akibat adanya cuaca ekstrem di beberapa perairan di Indonesia. "Kemudian di laut pengaruh gelombang pengaruh siklon, kecepatan arus terpengaruh, arah gelombang, ketinggian gelombang membahayakan di jalur penyebrangan," paparnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More