Harga Bitcoin Sempat Meledak, Tapi Trading Crypto Masih Berisiko
Senin, 15 Februari 2021 - 05:39 WIB
JAKARTA - Harga bitcoin terus meledak, ketika pekan sebelumnya Tesla mengungkapkan telah membeli aset digital itu senilai USD1,5 miliar. Tetapi menurut Direktur Investama, Hans Kwee mengatakan, trading cryptocurrency masih terlalu berisiko.
"Tetapi kami pikir investasi atau trading cryptocurrency masih terlalu berisiko akibat aturan regulator yang masing minim di berbagai negara dan ketidak jelasan underlying asset dibalik mata uang tersebut," beber Hans Kwee.
Harga bitcoin sendiri sempat tembus lebih dari USD48.000 atau lebih dari Rp671 juta.Dengan harga yang terus naik, dan juga permintaan yang diramal semakin tinggi, apakah bitcoin bisa melibas dolar Amerika Serikat (USD).
Hans Kwee mengatakan, bahwa penguatan bitcoin merupakan salah satu penyebab nilai tukar dolar AS melemah. Sebelumnya Tesla juga mengatakan, bakal segera menerima bitcoin sebagai pembayaran untuk produknya.
Hans Kwee menambahkan, sesudah itu BNY Mellon mengatakan pihaknya akan membentuk unit baru guna menopang klien menahan, mentransfer serta menerbitkan aset digital. "BNY Mellon mengatakan akan menawarkan layanan kustodian bagi cryptocurrency," terangnya.
Sementara itu terang dia, harga komoditas mungkin akan memasuki siklus super (supercycle). Supercycle komoditas hadir didukung proses pemulihan ekonomi pasca pandemic yang memicu kenaikan permintaan dan akhirnya meningkatkan harga komoditas dan laju inflasi.
"Stimulus fiskal AS dan pengeluraan pemerintah AS yang besar meningkatkan supply Dolar AS dan berpotensi menekan nilai tukar AS," bebernya.
"Tetapi kami pikir investasi atau trading cryptocurrency masih terlalu berisiko akibat aturan regulator yang masing minim di berbagai negara dan ketidak jelasan underlying asset dibalik mata uang tersebut," beber Hans Kwee.
Harga bitcoin sendiri sempat tembus lebih dari USD48.000 atau lebih dari Rp671 juta.Dengan harga yang terus naik, dan juga permintaan yang diramal semakin tinggi, apakah bitcoin bisa melibas dolar Amerika Serikat (USD).
Hans Kwee mengatakan, bahwa penguatan bitcoin merupakan salah satu penyebab nilai tukar dolar AS melemah. Sebelumnya Tesla juga mengatakan, bakal segera menerima bitcoin sebagai pembayaran untuk produknya.
Hans Kwee menambahkan, sesudah itu BNY Mellon mengatakan pihaknya akan membentuk unit baru guna menopang klien menahan, mentransfer serta menerbitkan aset digital. "BNY Mellon mengatakan akan menawarkan layanan kustodian bagi cryptocurrency," terangnya.
Sementara itu terang dia, harga komoditas mungkin akan memasuki siklus super (supercycle). Supercycle komoditas hadir didukung proses pemulihan ekonomi pasca pandemic yang memicu kenaikan permintaan dan akhirnya meningkatkan harga komoditas dan laju inflasi.
"Stimulus fiskal AS dan pengeluraan pemerintah AS yang besar meningkatkan supply Dolar AS dan berpotensi menekan nilai tukar AS," bebernya.
(akr)
tulis komentar anda