Pengungkit Ekonomi Masyarakat Biak, Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Jadi Andalan
Kamis, 18 Februari 2021 - 10:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Biak Numfor menjadi sentra pangan dengan sektor perikanan sebagai komoditas utamanya. Melalui pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), Ditjen Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP) melakukan sejumlah agenda untuk mewujudkan misi tersebut.
Hasilnya, produksi perikanan tangkap dari 2016-2019 mengalami peningkatan sebesar 35%. Pada Tahun 2016 produksi hasil tangkapan nelayan hanya sebesar 56.960 ton dan menjadi 76.847 ton di tahun 2019. "Dimulai sejak 2017, kita harapkan melalui SKPT yang kita kawal ini bisa menjadi pengungkit ekonomi masyarakat Biak," ujar Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti, Kamis (18/2/2021).
Dia juga memastikan, pembangunan SKPT Biak tak hanya berupa sarana dan prasarana, melainkan termasuk pembangunan sumber daya manusia perikanan. Kemudian kata dia, pembangunan sarana dan prasarana meliputi gudang beku terintegrasi atau Integrated Cold Storage System (ICS) berkapasitas 200 ton, pangkalan pendaratan ikan di PPI Fandoi, pemberian 100 unit kapal berukuran 3GT beserta alat tangkapnya.
Lalu penyediaan sarana rantai dingin berupa 1 unit iceflake machine, 603 unit cool box, 388 unit chest freezer dan 1 unit kendaraan berpendingin roda 6 serta pembangunan dermaga tambahan di PPI Fandoi untuk tambat kapal 3 GT, pasar Ikan Fandoi di Distrik Biak Kota dan pasar ikan Bosnik di Distrik Biak Timur.
Sementara itu, dari sisi pembangunan sumber daya manusia (SDM) perikanan di antaranya mengedukasi nelayan dari menangkap ikan secara tradisional menuju modern dengan menggunakan kapal motor, melatih cara penangkapan dan penanganan ikan yang baik diatas kapal serta meningkatkan kapasitas kelembagaan dari kelompok informal menjadi berbadan hukum (Koperasi). Hingga kini, telah terdapat 4 koperasi yang bergerak dalam bisnis perikanan.
"Tujuan dari pembangunan SDM ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat nelayan," ungkap dia.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Biak Numfor, Effendi Igirisa menyatakan bahwa pembangunan SKPT telah memberikan kesempatan bagi nelayan untuk dapat memanfatkan sumber daya ikan lebih optimal dan tentunya berdampak pada peningkatan kesejahteraan. "Sejak beroperasionalnya SKPT Biak tingkat pendapatan nelayan meningkat hampir 3 kali lipat perbulannya," jelas Effendi.
Effendi menambahkan, saat ini Koperasi Syaloom telah bekerjasama dengan pihak swasta memanfaatkan kapal Inka Mina 38 GT untuk menangkap ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717. "Setelah beroperasi, mereka telah mendapatkan hasil tangkapan 2 ton dalam satu kali trip. Bahkan kemarin mampu menangkap sampai 6 ton dan saat ini telah disimpan di cold storage," tandas Effendi.
Hasilnya, produksi perikanan tangkap dari 2016-2019 mengalami peningkatan sebesar 35%. Pada Tahun 2016 produksi hasil tangkapan nelayan hanya sebesar 56.960 ton dan menjadi 76.847 ton di tahun 2019. "Dimulai sejak 2017, kita harapkan melalui SKPT yang kita kawal ini bisa menjadi pengungkit ekonomi masyarakat Biak," ujar Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti, Kamis (18/2/2021).
Dia juga memastikan, pembangunan SKPT Biak tak hanya berupa sarana dan prasarana, melainkan termasuk pembangunan sumber daya manusia perikanan. Kemudian kata dia, pembangunan sarana dan prasarana meliputi gudang beku terintegrasi atau Integrated Cold Storage System (ICS) berkapasitas 200 ton, pangkalan pendaratan ikan di PPI Fandoi, pemberian 100 unit kapal berukuran 3GT beserta alat tangkapnya.
Lalu penyediaan sarana rantai dingin berupa 1 unit iceflake machine, 603 unit cool box, 388 unit chest freezer dan 1 unit kendaraan berpendingin roda 6 serta pembangunan dermaga tambahan di PPI Fandoi untuk tambat kapal 3 GT, pasar Ikan Fandoi di Distrik Biak Kota dan pasar ikan Bosnik di Distrik Biak Timur.
Sementara itu, dari sisi pembangunan sumber daya manusia (SDM) perikanan di antaranya mengedukasi nelayan dari menangkap ikan secara tradisional menuju modern dengan menggunakan kapal motor, melatih cara penangkapan dan penanganan ikan yang baik diatas kapal serta meningkatkan kapasitas kelembagaan dari kelompok informal menjadi berbadan hukum (Koperasi). Hingga kini, telah terdapat 4 koperasi yang bergerak dalam bisnis perikanan.
"Tujuan dari pembangunan SDM ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat nelayan," ungkap dia.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Biak Numfor, Effendi Igirisa menyatakan bahwa pembangunan SKPT telah memberikan kesempatan bagi nelayan untuk dapat memanfatkan sumber daya ikan lebih optimal dan tentunya berdampak pada peningkatan kesejahteraan. "Sejak beroperasionalnya SKPT Biak tingkat pendapatan nelayan meningkat hampir 3 kali lipat perbulannya," jelas Effendi.
Effendi menambahkan, saat ini Koperasi Syaloom telah bekerjasama dengan pihak swasta memanfaatkan kapal Inka Mina 38 GT untuk menangkap ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717. "Setelah beroperasi, mereka telah mendapatkan hasil tangkapan 2 ton dalam satu kali trip. Bahkan kemarin mampu menangkap sampai 6 ton dan saat ini telah disimpan di cold storage," tandas Effendi.
(akr)
tulis komentar anda