Punya Perjanjian Dagang dengan Mozambik, RI Untung Berlipat
Kamis, 18 Februari 2021 - 15:51 WIB
JAKARTA - Indonesia dipastikan memperoleh keuntungan berganda berkat adanya perjanjian perdagangan dengan Mozambik . Tak hanya mendapatkan perluasan pasar, Mozambik juga menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia di kawasan Afrika bagian selatan dan tengah.
Mozambik yang mempunyai jumlah penduduk sekitar 30,37 juta jiwa tersebut secara ekonomi juga terus berkembang. Produk utama ekspor Indonesia ke Mozambik selama ini didominasi oleh produk kelapa sawit, asam lemak, sabun dan kertas. Ke depan, diharapkan makin banyak diversifikasi produk Indonesia yang dapat masuk ke negara itu.
Salah satu yang disasar adalah produk farmasi, alas kaki, furnitur, otomotif dan lain-lain. Untuk produk farmasi misalnya, Indonesia menikmati keuntungan bea masuk yang sebelumnya 40% menjadi 0%.
"Peluang pasarnya besar sekali. Bukan hanya di Mozambik itu sendiri, tetapi diharapkan akan meluas juga ke negara di sekitarnya. Jadi ini semacam pintu masuk. Jika memungkinkan kita bisa juga ke depan membuka perjanjian dengan negara sekitar Mozambik," kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam keterangan resminya, Kamis (18/2/2021).
Keuntungan kedua bagi Indonesia, jelas Jerry, yakni memperluas kemungkinan untuk mendapatkan suplai bahan baku industri. Dalam hal industri pemintalan dan industri tekstil misalnya, Indonesia menurutnya bisa memanfaatkan pasokan kapas dari Mozambik. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi tergantung terhadap pasokan kapas dari negara-negara pemasok tradisional seperti China dan Amerika Serikat.
Menurut Wamendag, memperoleh negara-negara pemasok bahan baku alternatif juga merupakan bagian penting strategi perdagangan dan ekonomi Indonesia.
"Intinya kan dalam perdagangan perlu ada keseimbangan hubungan. Jangan sampai kita terlalu tergantung, baik dari segi pasar maupun pemasok bahan baku. Akan sangat baik jika dalam perdagangan internasional makin terbuka sehingga fair trade sebagai bagian dari free trade akan terwujud," paparnya.
Mozambik yang mempunyai jumlah penduduk sekitar 30,37 juta jiwa tersebut secara ekonomi juga terus berkembang. Produk utama ekspor Indonesia ke Mozambik selama ini didominasi oleh produk kelapa sawit, asam lemak, sabun dan kertas. Ke depan, diharapkan makin banyak diversifikasi produk Indonesia yang dapat masuk ke negara itu.
Salah satu yang disasar adalah produk farmasi, alas kaki, furnitur, otomotif dan lain-lain. Untuk produk farmasi misalnya, Indonesia menikmati keuntungan bea masuk yang sebelumnya 40% menjadi 0%.
"Peluang pasarnya besar sekali. Bukan hanya di Mozambik itu sendiri, tetapi diharapkan akan meluas juga ke negara di sekitarnya. Jadi ini semacam pintu masuk. Jika memungkinkan kita bisa juga ke depan membuka perjanjian dengan negara sekitar Mozambik," kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam keterangan resminya, Kamis (18/2/2021).
Keuntungan kedua bagi Indonesia, jelas Jerry, yakni memperluas kemungkinan untuk mendapatkan suplai bahan baku industri. Dalam hal industri pemintalan dan industri tekstil misalnya, Indonesia menurutnya bisa memanfaatkan pasokan kapas dari Mozambik. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi tergantung terhadap pasokan kapas dari negara-negara pemasok tradisional seperti China dan Amerika Serikat.
Menurut Wamendag, memperoleh negara-negara pemasok bahan baku alternatif juga merupakan bagian penting strategi perdagangan dan ekonomi Indonesia.
"Intinya kan dalam perdagangan perlu ada keseimbangan hubungan. Jangan sampai kita terlalu tergantung, baik dari segi pasar maupun pemasok bahan baku. Akan sangat baik jika dalam perdagangan internasional makin terbuka sehingga fair trade sebagai bagian dari free trade akan terwujud," paparnya.
tulis komentar anda