Sri Mulyani Sebut Ekonomi Global Menunjukkan Optimisme
Kamis, 04 Maret 2021 - 20:26 WIB
JAKARTA - Pemerintah optimistis dengan pemulihan ekonomi pada tahun ini. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, indikator global menunjukkan adanya optimisme perbaikan perekonomian dari dampak pandemi Covid-19 .
Perbaikan perekonomian global itu sudah muncul sejak semester II tahun lalu. Setelah adanya gejolak akibat pandemi pada awal 2020, berbagai indikator seperti harga komoditas sampai aliran modal asing kini mulai membaik. ( Baca juga:Suap Pajak: Belum Diungkap Sri Mulyani Sosoknya, tapi Ada Profil Pejabat yang Hilang di Laman Resmi DJP )
"Dari sisi capital flow ke negara-negara berkembang, volatilitas indeks sudah kembali. Baltic dry index untuk kegiatan perdagangan antar dunia dan harga komoditas sudah menunjukan perbaikan," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (4/3/2021).
Saat ini para pelaku pasar telah lebih siap dalam menghadapi tantangan akibat pandemi yang telah berlangsung setahun terakhir. Hal ini tentunya membuat ketidakpastian yang sempat muncul mulai berangsur kembali ke level normal.
"Kita menghadapi kondisi yang relatif sekarang market memahami tantangan Covid meskipun masih tidak pasti dan menimbulkan banyak sekali uncertainty. Namun paling tidak mereka sudah melihat risikonya, sehingga mereka stabil dan kembali ke level yang relatif normal," ungkapnya.
Ia mengakui pandemi Covid-19 memang memberi tantangan luar biasa terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Bahkan pertumbuhan ekonomi global sebelumnya diprediksi bisa tumbuh di atas 3%, namun kemudian direvisi menjadi minus 3,5%. ( Baca juga:Satroni Rumah Mamah Muda, Pemuda di Cakung Gasak BH dan Celana Dalam )
"Indonesia relatif agak modest dan dengan demikian kenaikan utang publik juga relatif lebih kecil dari negara-negara lain. Meski demikian tidak boleh terlena karena tekanan yang sangat besar dari Covid terhadap keuangan negara dan perekonomian sangat-sangat nyata," tandasnya.
Perbaikan perekonomian global itu sudah muncul sejak semester II tahun lalu. Setelah adanya gejolak akibat pandemi pada awal 2020, berbagai indikator seperti harga komoditas sampai aliran modal asing kini mulai membaik. ( Baca juga:Suap Pajak: Belum Diungkap Sri Mulyani Sosoknya, tapi Ada Profil Pejabat yang Hilang di Laman Resmi DJP )
"Dari sisi capital flow ke negara-negara berkembang, volatilitas indeks sudah kembali. Baltic dry index untuk kegiatan perdagangan antar dunia dan harga komoditas sudah menunjukan perbaikan," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (4/3/2021).
Saat ini para pelaku pasar telah lebih siap dalam menghadapi tantangan akibat pandemi yang telah berlangsung setahun terakhir. Hal ini tentunya membuat ketidakpastian yang sempat muncul mulai berangsur kembali ke level normal.
"Kita menghadapi kondisi yang relatif sekarang market memahami tantangan Covid meskipun masih tidak pasti dan menimbulkan banyak sekali uncertainty. Namun paling tidak mereka sudah melihat risikonya, sehingga mereka stabil dan kembali ke level yang relatif normal," ungkapnya.
Ia mengakui pandemi Covid-19 memang memberi tantangan luar biasa terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Bahkan pertumbuhan ekonomi global sebelumnya diprediksi bisa tumbuh di atas 3%, namun kemudian direvisi menjadi minus 3,5%. ( Baca juga:Satroni Rumah Mamah Muda, Pemuda di Cakung Gasak BH dan Celana Dalam )
"Indonesia relatif agak modest dan dengan demikian kenaikan utang publik juga relatif lebih kecil dari negara-negara lain. Meski demikian tidak boleh terlena karena tekanan yang sangat besar dari Covid terhadap keuangan negara dan perekonomian sangat-sangat nyata," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda