Pelaku UMKM Sangat Membutuhkan Komunitas Usaha yang Sehat
Minggu, 28 Maret 2021 - 03:32 WIB
JAKARTA - Di tengah tekanan pandemi covid-19, pelaku usaha UMKM sering disebut sebagai sektor yang pertama akan bangkit. Tapi sedikit yang tahu keberhasilan UMKM sangat membutuhkan prasyarat yaitu support system seperti komunitas usaha.
Hal ini yang diperjuangkan oleh komunitas UMKM Alumni Unpad yang diwadahi perkumpulan Bumi Alumni yang dibentuk oleh Dr. Dewi Tenty, SH, MH, M.Kn, yang kini memiliki anggota sudah mencapai 700 pelaku UMKM. Dari jumlah tersebut sekitar 60% bergerak di bidang makanan minuman.
Sebagiannya lagi bergerak di jalur usaha pakaian. Mayoritas anggotanya tersebar di Jawa Barat yang dikenal sebagai kantong UMKM terbesar di Indonesia.
"Kami juga punya anggota pengusaha reseller kok. Bahkan kami sampai punya tiga WA Group yang selalu aktif bertukar ide, kolaborasi, atau bikin tandem produk. Komunitas sangat berperan penting untuk UMKM bisa tumbuh, terutama saat ini. Mereka harus ditemani, karena pasti terbatas modal dan material," ujar Dewi saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (27/3/2021).
Dia mengaku komunitas yang dibentuknya bukan hanya asal-asalan. Perannya terus semakin lengkap dengan menjadi agregator produk anggotanya, bahkan memiliki koperasi produksi. "Jangan hanya sebatas perdagangan tapi juga harus bisa melindungi anggotanya," katanya.
Lingkup komunitasnya terus meluas setelah diajak Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI dalam program Asian Productivity Organization (APO). Kemnaker RI melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) mempromosikan gerakan Bumi Alumni dengan anggotanya yang aktif dengan beragam produknya.
Produk-produk tersebut mendapat respons positif dari kantor transmigrasi dan ketenagakerjaan atas partisipasinya dalam kegiatan APO. Adapun kegitan APO, salah satunya adalah pembinaan dan kesempatan untuk berkompetisi pada kejuaraan yang berhubungan dengan produktivitas keikutsertaan anggota Bumi Alumni.
"Awalnya bantuan ini untuk alumni UNPAD diberi USD20 ribu. Berikutnya dikasih bantuan lagi USD25 ribu, tapi bukan hanya untuk alumni saja. Karena itu kami bikin pelatihan untuk non alumni. Karena ada amanah yang harus kita dijaga sehingga kita bikin pelatihan online dan offline. Kami terus membuka diri," tuturnya.
Baca Juga
Hal ini yang diperjuangkan oleh komunitas UMKM Alumni Unpad yang diwadahi perkumpulan Bumi Alumni yang dibentuk oleh Dr. Dewi Tenty, SH, MH, M.Kn, yang kini memiliki anggota sudah mencapai 700 pelaku UMKM. Dari jumlah tersebut sekitar 60% bergerak di bidang makanan minuman.
Sebagiannya lagi bergerak di jalur usaha pakaian. Mayoritas anggotanya tersebar di Jawa Barat yang dikenal sebagai kantong UMKM terbesar di Indonesia.
"Kami juga punya anggota pengusaha reseller kok. Bahkan kami sampai punya tiga WA Group yang selalu aktif bertukar ide, kolaborasi, atau bikin tandem produk. Komunitas sangat berperan penting untuk UMKM bisa tumbuh, terutama saat ini. Mereka harus ditemani, karena pasti terbatas modal dan material," ujar Dewi saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (27/3/2021).
Dia mengaku komunitas yang dibentuknya bukan hanya asal-asalan. Perannya terus semakin lengkap dengan menjadi agregator produk anggotanya, bahkan memiliki koperasi produksi. "Jangan hanya sebatas perdagangan tapi juga harus bisa melindungi anggotanya," katanya.
Lingkup komunitasnya terus meluas setelah diajak Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI dalam program Asian Productivity Organization (APO). Kemnaker RI melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) mempromosikan gerakan Bumi Alumni dengan anggotanya yang aktif dengan beragam produknya.
Produk-produk tersebut mendapat respons positif dari kantor transmigrasi dan ketenagakerjaan atas partisipasinya dalam kegiatan APO. Adapun kegitan APO, salah satunya adalah pembinaan dan kesempatan untuk berkompetisi pada kejuaraan yang berhubungan dengan produktivitas keikutsertaan anggota Bumi Alumni.
"Awalnya bantuan ini untuk alumni UNPAD diberi USD20 ribu. Berikutnya dikasih bantuan lagi USD25 ribu, tapi bukan hanya untuk alumni saja. Karena itu kami bikin pelatihan untuk non alumni. Karena ada amanah yang harus kita dijaga sehingga kita bikin pelatihan online dan offline. Kami terus membuka diri," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda