Ajinomoto Komitmen Kurangi Penggunaan Air hingga 35%
Kamis, 01 April 2021 - 07:33 WIB
JAKARTA - PT Ajinomoto Indonesia berkomitmen untuk mendukung masyarakat Indonesia dengan mengurangi penggunaan air hingga 35%. Komitmen ini juga sebagai bentuk partisipasi dalam program Pemerintah Indonesia dan program dari Ajinomoto Co., Inc, serta menjaga ketersediaan air dalam skala regional, untuk mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.
Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia - Pabrik Mojokerto, Hariyono menerangkan, pihaknya berkomitmen untuk menggunakan air sehemat dan seefisien mungkin dalam semua proses produksi. Ia juga menjelaskan, sebelum ada Proyek Perbaikan Pengelolaan Air Limbah atau WMI, PT Ajinomoto Indonesia - Pabrik Mojokerto memanfaatkan sekitar 5.600.000 KL / tahun.
“Sekarang hingga akhir FY 2020 perkiraannya sekitar 3.600.000 KL / tahun. Artinya kita berhasil mengurangi air hingga 35 persen,” jelasnya.
Hal ini menurutnya cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 35 persen, kemampuan produksi MSG (Monosodium Glutamat) dan seasoning lain masih bisa meningkat.
Salah satu cara untuk melakukan penghematan adalah dengan meningkatkan kualitas air (water treatment) dalam proses produksi. “Kami sedang mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada,” jelasnya.
“Recovery process mengoptimalkan kualitas air sehingga tidak membutuhkan banyak air terbuang. Selain mengurangi jumlah konsumsi air itu sendiri, kami juga melakukan upaya recycle air dalam proses produksi,” ungkapnya.
“Kami berkomitmen untuk memulai keberlanjutan global sebagai sebuah perusahaan. Kami selalu mengikuti Ajinomoto Group Creating Shared Value’s (ASV), sebuah inisiatif untuk menyelesaikan masalah sosial dan menciptakan nilai ekonomi melalui aktivitas bisnis kami, dan akan melanjutkan inisiatif ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan,” tegasnya.
Menurut Staf Khusus Menteri Sumber Daya Air PUPR, Firdaus Ali mengungkapkan, saat pandemi Covid-19 penggunaan air bersih meningkat tiga kali lipat. “Bisa jadi karena masyarakat mencuci tangan beberapa kali sehari dan bersih menggunakan air, jadi mereka tidak Tidak disadari konsumsinya cukup tinggi,” jelasnya.
Dalam industri air digunakan sebagai bahan untuk menunjang proses produksi, kebutuhan air untuk sektor industri semestinya lebih besar karena adanya peningkatan aktivitas produksi, maka kebutuhan air juga akan meningkat.
Pemerintah Indonesia mengapresiasi seluruh sektor industri yang terus berkomitmen untuk mengurangi konsumsi air.
Lihat Juga: BRI Finance Gandeng Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Gelar Pelatihan Teknisi Uji Emisi
Baca Juga
Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia - Pabrik Mojokerto, Hariyono menerangkan, pihaknya berkomitmen untuk menggunakan air sehemat dan seefisien mungkin dalam semua proses produksi. Ia juga menjelaskan, sebelum ada Proyek Perbaikan Pengelolaan Air Limbah atau WMI, PT Ajinomoto Indonesia - Pabrik Mojokerto memanfaatkan sekitar 5.600.000 KL / tahun.
“Sekarang hingga akhir FY 2020 perkiraannya sekitar 3.600.000 KL / tahun. Artinya kita berhasil mengurangi air hingga 35 persen,” jelasnya.
Hal ini menurutnya cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 35 persen, kemampuan produksi MSG (Monosodium Glutamat) dan seasoning lain masih bisa meningkat.
Salah satu cara untuk melakukan penghematan adalah dengan meningkatkan kualitas air (water treatment) dalam proses produksi. “Kami sedang mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada,” jelasnya.
“Recovery process mengoptimalkan kualitas air sehingga tidak membutuhkan banyak air terbuang. Selain mengurangi jumlah konsumsi air itu sendiri, kami juga melakukan upaya recycle air dalam proses produksi,” ungkapnya.
“Kami berkomitmen untuk memulai keberlanjutan global sebagai sebuah perusahaan. Kami selalu mengikuti Ajinomoto Group Creating Shared Value’s (ASV), sebuah inisiatif untuk menyelesaikan masalah sosial dan menciptakan nilai ekonomi melalui aktivitas bisnis kami, dan akan melanjutkan inisiatif ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan,” tegasnya.
Menurut Staf Khusus Menteri Sumber Daya Air PUPR, Firdaus Ali mengungkapkan, saat pandemi Covid-19 penggunaan air bersih meningkat tiga kali lipat. “Bisa jadi karena masyarakat mencuci tangan beberapa kali sehari dan bersih menggunakan air, jadi mereka tidak Tidak disadari konsumsinya cukup tinggi,” jelasnya.
Dalam industri air digunakan sebagai bahan untuk menunjang proses produksi, kebutuhan air untuk sektor industri semestinya lebih besar karena adanya peningkatan aktivitas produksi, maka kebutuhan air juga akan meningkat.
Pemerintah Indonesia mengapresiasi seluruh sektor industri yang terus berkomitmen untuk mengurangi konsumsi air.
Lihat Juga: BRI Finance Gandeng Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Gelar Pelatihan Teknisi Uji Emisi
(akr)
tulis komentar anda