PLN Sebut Kebutuhan Listrik Smelter di Sulawesi Capai 7.184 MVA
Minggu, 25 April 2021 - 08:51 WIB
MAKASSAR - PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik untuk 61 fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi yang mencapai 7.184 megavolt ampere (MVA) atau sekitar 6.106 megawatt (MW).
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda menjelaskan, seiring dengan larangan ekspor mineral mentah dalam Undang-undang (UU) Minerba, perusahaan tambang berbondong-bondong membangun smelter , termasuk di Sulawesi yang kaya dengan sumber daya nikel.
"Dari 61 smelter di Sulawesi, PLN telah mengalirkan listrik bagi lima smelter dengan daya tersambung 88 MVA dan melalui Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), PLN juga akan mengalirkan bagi enam smelter lainnya dengan daya 738 MVA," ungkap Huda di Jakarta, Jumat (23/4/2021).
Kelima pelanggan yang telah terlayani tersebut yaitu PT Citra Palu Mineral, PT Sulawesi Resources di Sulawesi Tengah, PT Meares Soputan Mining, PT J Resource Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara dan PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (40 MVA) di Sulawesi Selatan.
Sementara keenam yang telah menandatangani SPJBTL yakni PT Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (170 MVA) PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Huda mengajak para pemilik smelter lainnya untuk menggunakan listrik dari PLN. Demi menjamin kecukupan dan kehandalan pasokan listrik, PLN siap membangun berbagai infrastruktur kelistrikan mulai dari pembangkit, jaringan transmisi hingga gardu induk.
"Jika sudah ada kepastian untuk membeli listrik PLN, kami siap membangun infrastrukturnya demi mendukung operasional smelter," terang dia.
Menurut Huda, kepastian ini dibutuhkan karena jika infrastruktur sudah dibangun dan perusahaan batal membeli listrik dari PLN, maka tidak ada yang menyerap listrik yang dihasilkan pembangkit tersebut.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda menjelaskan, seiring dengan larangan ekspor mineral mentah dalam Undang-undang (UU) Minerba, perusahaan tambang berbondong-bondong membangun smelter , termasuk di Sulawesi yang kaya dengan sumber daya nikel.
"Dari 61 smelter di Sulawesi, PLN telah mengalirkan listrik bagi lima smelter dengan daya tersambung 88 MVA dan melalui Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), PLN juga akan mengalirkan bagi enam smelter lainnya dengan daya 738 MVA," ungkap Huda di Jakarta, Jumat (23/4/2021).
Kelima pelanggan yang telah terlayani tersebut yaitu PT Citra Palu Mineral, PT Sulawesi Resources di Sulawesi Tengah, PT Meares Soputan Mining, PT J Resource Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara dan PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (40 MVA) di Sulawesi Selatan.
Sementara keenam yang telah menandatangani SPJBTL yakni PT Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (170 MVA) PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Huda mengajak para pemilik smelter lainnya untuk menggunakan listrik dari PLN. Demi menjamin kecukupan dan kehandalan pasokan listrik, PLN siap membangun berbagai infrastruktur kelistrikan mulai dari pembangkit, jaringan transmisi hingga gardu induk.
"Jika sudah ada kepastian untuk membeli listrik PLN, kami siap membangun infrastrukturnya demi mendukung operasional smelter," terang dia.
Menurut Huda, kepastian ini dibutuhkan karena jika infrastruktur sudah dibangun dan perusahaan batal membeli listrik dari PLN, maka tidak ada yang menyerap listrik yang dihasilkan pembangkit tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda