Didampingi Anies dan Basuki, Luhut: Penanganan Banjir Jakarta Memerlukan Integrasi

Rabu, 05 Mei 2021 - 16:14 WIB
Foto/Ist
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi di hulu Sungai Ciliwung pada Rabu (5/5/2021).

Dalam kunjungan itu, Menko Luhut didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Anies Baswedan , dan beberapa pejabat lainnya. Menko Luhut meminta penanganan banjir Jakarta memerlukan integrasi di hulu, tengah, dan hilir.

Baca juga:Ada Larangan Mudik, 15 Bandara Lakukan Penyesuaian Operasional



"Jadi penanganan banjir Jakarta memerlukan integrasi di hulu, tengah, dan hilir," ujar dia.

Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan sister dam bendungan kering atau dry dam yang pertama kali dibangun di Indonesia. Berbeda dengan bendungan pada umumnya, bendungan ini difungsikan sebagai penahan air atau pengendali banjir Jakarta. Dibangun tanpa turbin atau pintu air, bendungan baru akan digenangi air pada musim hujan dan kering selama musim kemarau.

"Ibaratnya dia nahan air dengan lubang yang lebih kecil atau dialirkan melalui bottleneck supaya bisa menahan air dan mengurangi banjir," sebut Menteri PUPR Basuki.

Mengacu pada data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, setelah pembangunan selesai kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9%. Secara total, kapasitas tampung air adalah 7,73 juta m3 dan luas genangan 44,63 hektare sehingga diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 127,22 m3/detik.

"Kalau dibuat summary, sungai kita di Jakarta hanya memiliki daya tampung sebanyak 2.300 m3, tapi kalau cuaca sedang ekstrim debit air bisa mencapai 3.300 m3. Selisihnya mencapai 1.000 m3. Oleh karena itu, diperlukan penyelesaian masalah banjir dari tengah dan hilir," jelas Gubernur Anies.

Baca juga:Sambut Hangat Mantan Suami Mulan Jameela di Acara Bukber, Ahmad Dhani Banjir Pujian

Mengingat proyek ini memerlukan dukungan pemerintah untuk mengurangi run off debit air, seluruh pimpinan yang hadir sepakat untuk dilakukan pembuatan sumur resapan, seperti di daerah milik jalan (damija) sepanjang jalan tol supaya air tidak dialirkan secara langsung ke sungai, tetapi dibuat sumur resapan setiap 50 sampai 100 meter.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More