Lewat Sekolah Lapang, Petani Purworejo Terapkan Pertanian Cerdas Iklim

Kamis, 27 Mei 2021 - 19:52 WIB
Sekolah Lapang (SL) merupakan cara tepat yang dipergunakan oleh penyuluh dalam melakukan transfer IPTEK pertanian. Foto/Dok
JAKARTA - Sekolah Lapang (SL) merupakan cara tepat yang dipergunakan oleh penyuluh dalam melakukan transfer IPTEK pertanian. Beberapa kelebihan SL didapatkan petani, di antaranya petani belajar secara langsung di lahan usahatani dan petani dapat memecahkan permasalahan secara langsung. Sekolah Lapang lahan SIMURP tahun ini telah memasuki tahun ketiga.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu menyampaikan bahwa, semua pelaku utama pertanian harus mendukung dan mensukseskan program utama Kementerian Pertanian tanpa terkecuali SIMURP.



Program-program utama Kementan lainnya yang harus didukung di antaranya Kostratani dan peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh. "Semuanya merupakan kunci keberhasilan pembangunan pertanian dan pembangunan pertanian dimulai dari penyuluhnya, dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan penyuluh sehingga produksi pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia tercapai," ujar Mentan SYL.



Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menekankan, kembali bahwa Climate Smart Agriculture (CSA) merupakan kunci andalan SIMURP, sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP Pusat dan daerah.

"Implementasi CSA juga wajib diterapkan oleh seluruh pengelola SIMURP baik di Pusat maupun di daerah. Program SIMURP memiliki banyak kegiatan yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengubah perilaku petani. Salah satunya kegiatan Sekolah Lapang," urai Dedi.

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu lokasi SIMURP dan kegiatan SL telah dilaksanakan di Poktan Maju Jaya Abadi Desa Seboro Krapyak BPP Banyuurip. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan program SIMURP. Petani melakukan kegiatan dengan penerapan Climatte Smart Agricultural (CSA), petani ber budidaya dengan cerdas iklim. Kegiatan SL dipandu oleh petani yang sudah di Training of Farmer (TOF) dan didampingi oleh penyuluh yang sudah mendapatkan Training of Trainer (TOT).



Kelik selaku Penyuluh wilayah binaan Seborokrapyak mengungkapkan, bahwa dengan kegiatan pembelajaran SL di lokasi penerapan CSA maka petani betul betul mengetahui dan memahami serta bisa merubah sikap untuk menjadi petani yang maju mandiri modern.

"Kita berharap pembangunan pertanian melalui SIMURP dapat meningkatkan pendapatan petani, khususnya di daerah irigasi dan masyarakat sekitar program SIMURP. SIMURP membawa perubahan pola pikir petani tentang cara mengelola usaha tani yang baik. Petani diajarkan oleh penyuluh pendampingnya tentang cara mengelola usaha tani padi sawah yang baik melalui Sekolah Lapang (SL)," tutup Kelik.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More