Kapal Setara Rumah Sakit Tipe C Dibangun PT PAL, Panjangnya 124 Meter
Kamis, 03 Juni 2021 - 13:48 WIB
JAKARTA - PT PAL Indonesia (Persero) tengah membangun, Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) yang memiliki kemampuan setara rumah sakit (RS) tipe C. Kapal besutan PAL itu dibangun dengan teknologi rancang bangun kapal tipe Landing Platform Dock (LPD).
Sekretaris Perusahaan PAL Indonesaia, Rariya Budi Harta menyebut, kemampuan BRS yang setara RS tipe C ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan baik umum, mata, gigi, dan lain-lain. Bahkan, dilengkapi unit gawat darurat (UGD), ruang operasi, ruang rawat inap, unit radiologi, CT Scan dan X-Ray, hingga ruang isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti Covid-19.
“Kapal ini juga memiliki mobilitas untuk pelaksanaan misi evakuasi medis yang ditunjang dengan kemampuan mengangkut helikopter medis, ambulance boat, dan LCVP,” ujar Rariya Budi Harta saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Kamis (3/6/2021).
Panjang BRS mencapai 124 meter yang dilengkapi dengan mesin pokok sebesar 2 x 5420 kW. Kapal produksi BUMN pertahanan itu juga memiliki jarak jelajah mencapai 10.000 nautical miles dengan kecepatan maksimal 18 knots.
Selain itu, mempunyai kemampuan kapasitas angkut total personil 643 orang termasuk 159 pasien, dilengkapi juga dengan dua unit Landing Craft Vehicle Personel (LCVP), satu unit Rigid Hulled Inflatable Boat (RHIB), dua unit Ambulance Boat.
"Hingga kapasitas untuk mengangkut empat ambulance, tiga mobile hospital, satu mobile decompression dan satu mobile X Ray," tutur dia.
Manajemen mencatat, fungsi kapal BRS sesuai dengan karakteristik dan wawasan maritim Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang terletak di lintasan ring of fire, Indonesia memiliki kerentanan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi yang dapat diikuti oleh bencana sekunder, seperti tsunami.
Dengan situasi itu, BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan dalam waktu singkat ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana.
Sebelumnya PAL telah melakukan design improvement yang menghasilkan produk Strategic Sealift Vessel (SSV) yang kini digunakan oleh Angkatan Laut Filipina. Desain kapal tersebut telah mendapatkan sertifikat paten atau HAKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Sekretaris Perusahaan PAL Indonesaia, Rariya Budi Harta menyebut, kemampuan BRS yang setara RS tipe C ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan baik umum, mata, gigi, dan lain-lain. Bahkan, dilengkapi unit gawat darurat (UGD), ruang operasi, ruang rawat inap, unit radiologi, CT Scan dan X-Ray, hingga ruang isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti Covid-19.
“Kapal ini juga memiliki mobilitas untuk pelaksanaan misi evakuasi medis yang ditunjang dengan kemampuan mengangkut helikopter medis, ambulance boat, dan LCVP,” ujar Rariya Budi Harta saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Kamis (3/6/2021).
Panjang BRS mencapai 124 meter yang dilengkapi dengan mesin pokok sebesar 2 x 5420 kW. Kapal produksi BUMN pertahanan itu juga memiliki jarak jelajah mencapai 10.000 nautical miles dengan kecepatan maksimal 18 knots.
Selain itu, mempunyai kemampuan kapasitas angkut total personil 643 orang termasuk 159 pasien, dilengkapi juga dengan dua unit Landing Craft Vehicle Personel (LCVP), satu unit Rigid Hulled Inflatable Boat (RHIB), dua unit Ambulance Boat.
"Hingga kapasitas untuk mengangkut empat ambulance, tiga mobile hospital, satu mobile decompression dan satu mobile X Ray," tutur dia.
Manajemen mencatat, fungsi kapal BRS sesuai dengan karakteristik dan wawasan maritim Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang terletak di lintasan ring of fire, Indonesia memiliki kerentanan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi yang dapat diikuti oleh bencana sekunder, seperti tsunami.
Dengan situasi itu, BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan dalam waktu singkat ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana.
Sebelumnya PAL telah melakukan design improvement yang menghasilkan produk Strategic Sealift Vessel (SSV) yang kini digunakan oleh Angkatan Laut Filipina. Desain kapal tersebut telah mendapatkan sertifikat paten atau HAKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda