Kurangi Kesenjangan, Pemerintah Perbaiki Akses Energi Hingga Pedalaman
Selasa, 15 Juni 2021 - 17:22 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) berkomitmen memperluas dan memperbaiki akses energi ke seluruh masyarakat Indonesia terutama ke daerah-daerah pedalaman.
"Ini sedang berlangsung dilakukan. Pemerintah merespon penyediaan energi ke daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional, Arifin Tasrif dalam siaran pers, Selasa (15/6/2021).
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi hambatan tersebut melalui konversi pembangkit diesel ke gas. Langkah ini diambil pemerintah demi menekan tingginya angka impor bahan bakar minyak.
"Program ini akan memanfaatkan gas alam kita, terutama untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Indonesia Timur bisa berasal dari Bontang atau Bintuni dan ke depan bisa dari Masela," bebernya.
Arifin melanjutkan, adanya infrastruktur gas di wilayah Timur diharapkan memudahkan transportasi ke wilayah yang akan mendapatkan akses energi. Selain itu, identifikasi dan implementasi sumber energi baru terbarukan di masing-masing wilayah juga menjadi salah satu pertimbangan mengatasi kesenjangan energi.
Ke depannya, pemerintah bakal fokus program konversi BBM ke energi listrik. Kondisi ini sesuai tuntutan global akan energi bersih. Salah satu tantangan yang tengah dihadapi adalah penetapan pajak karbon sehingga menjadi tekanan tersendiri bagi industri dalam negeri.
"Konversi BBM ke listrik ini harus suatu menjadi program yang sungguh -sungguh kita laksanakan. Dengan memberikan insentif dengan perpajakan. Karena listrik ini dihasilkan dari produk dalam negeri, kita tidak impor. Itu yang perlu kita prioritaskan, kita buatkan roadmap yang terukur ke depannya," pungkasnya.
"Ini sedang berlangsung dilakukan. Pemerintah merespon penyediaan energi ke daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional, Arifin Tasrif dalam siaran pers, Selasa (15/6/2021).
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi hambatan tersebut melalui konversi pembangkit diesel ke gas. Langkah ini diambil pemerintah demi menekan tingginya angka impor bahan bakar minyak.
"Program ini akan memanfaatkan gas alam kita, terutama untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Indonesia Timur bisa berasal dari Bontang atau Bintuni dan ke depan bisa dari Masela," bebernya.
Arifin melanjutkan, adanya infrastruktur gas di wilayah Timur diharapkan memudahkan transportasi ke wilayah yang akan mendapatkan akses energi. Selain itu, identifikasi dan implementasi sumber energi baru terbarukan di masing-masing wilayah juga menjadi salah satu pertimbangan mengatasi kesenjangan energi.
Ke depannya, pemerintah bakal fokus program konversi BBM ke energi listrik. Kondisi ini sesuai tuntutan global akan energi bersih. Salah satu tantangan yang tengah dihadapi adalah penetapan pajak karbon sehingga menjadi tekanan tersendiri bagi industri dalam negeri.
"Konversi BBM ke listrik ini harus suatu menjadi program yang sungguh -sungguh kita laksanakan. Dengan memberikan insentif dengan perpajakan. Karena listrik ini dihasilkan dari produk dalam negeri, kita tidak impor. Itu yang perlu kita prioritaskan, kita buatkan roadmap yang terukur ke depannya," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda