Volume Kendaraan di Gerbang Tol Cikampek Utama Turun 81% dari Lebaran 2019
Senin, 25 Mei 2020 - 21:31 WIB
JAKARTA - Jasa Marga mencatat telah terjadi penurunan volume kendaraan yang keluar dari Jabodetabek dari H-7 hingga H-1 Lebaran. Seperti di gerbang tol (GT) Cikampek Utama 1, penurunan terjadi sebesar 81% dari Lebaran 2019.
"GT Cikampek Utama 1, dengan jumlah 103.440 kendaraan atau turun sebesar 81 persen dari Lebaran 2019, sedangkan GT Kalihurip Utama 1, dengan jumlah 76.357 kendaraan atau turun sebesar 64 persen dari Lebaran 2019," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga Dwimawan Heru dalam keterangannya, Senin (25/5/2020).
GT Cikampek Utama 1 merupakan gerbang tol timur pengganti GT Cikarang Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi. Total kendaraan yang melintas menuju arah timur sebanyak 179.797 kendaraan atau turun 76 persen dari Lebaran 2019.
"Pada periode H-7 sampai H-1 Lebaran 2020, yang jatuh pada 17-23 Mei 2020, Jasa Marga mencatat total 465.582 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui arah timur, barat, dan selatan," kata Dwimawan.
Dwimawan menambahkan, angka tersebut turun cukup signifikan dibandingkan dengan periode Lebaran 2019. "Angka ini turun 62 persen dari lalu lintas (lalin) di periode Lebaran 2019," katanya.
Sekretaris Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) Varhan Abdul Azis menerangkan, penurunan jumlah kendaraan yang keluar dari Jabodetabek meyakini karena pemberitaan yang intensif tentang larangan mudik, dan tindakan tegas aparat yang putar balikkan kendaraan yang diketahui ingin mudik di media arus utama maupun medsos. Hal inilah yang membuat warga mengurungkan niatnya untuk mudik.
"Memang secara total tercatat penurunan hingga 62 persen, tapi itu terdiri dari semua jenis kendaraan termasuk yang diperbolehkan keluar seperti truk barang dan sejenisnya. Menurut saya, sosialisasi intensif dan langkah tegas dari Korlantas Polri yang melarang untuk mudik sudah berhasil menekan arus keluar Jakarta hingga 81 Persen," katanya.
Varhan pun menambahkan, bahwa penurunan signifikan arus keluar Jakarta ini juga sesuai dengan data yang dilansir Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono bahwa aparat yg terdiri dari TNI, Polri, Kemenhub, Dishub dan PT Jasa Marga selama Operasi Ketupat 2020 telah memutarbalikkan 74 ribu kendaraan yg hendak mudik dan menindak 605 kendaraan travel gelap yg mencoba membawa penumpang untuk mudik.
“IBSW menilai dari fakta yang tersaji Aparat berhasil menekan arus keluar dari Jakarta apalagi jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, ungkap Varhan. Pada Operasi Ketupat 2020 Aparat berjaga secara penuh 24 jam sehari dan mengecek setiap kendaraan yang lewat, ini membutuhkan stamina dan manajemen SDM yang mumpuni, kita harus apresiasi usaha ini," pungkasnya.
"GT Cikampek Utama 1, dengan jumlah 103.440 kendaraan atau turun sebesar 81 persen dari Lebaran 2019, sedangkan GT Kalihurip Utama 1, dengan jumlah 76.357 kendaraan atau turun sebesar 64 persen dari Lebaran 2019," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga Dwimawan Heru dalam keterangannya, Senin (25/5/2020).
GT Cikampek Utama 1 merupakan gerbang tol timur pengganti GT Cikarang Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi. Total kendaraan yang melintas menuju arah timur sebanyak 179.797 kendaraan atau turun 76 persen dari Lebaran 2019.
"Pada periode H-7 sampai H-1 Lebaran 2020, yang jatuh pada 17-23 Mei 2020, Jasa Marga mencatat total 465.582 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui arah timur, barat, dan selatan," kata Dwimawan.
Dwimawan menambahkan, angka tersebut turun cukup signifikan dibandingkan dengan periode Lebaran 2019. "Angka ini turun 62 persen dari lalu lintas (lalin) di periode Lebaran 2019," katanya.
Sekretaris Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) Varhan Abdul Azis menerangkan, penurunan jumlah kendaraan yang keluar dari Jabodetabek meyakini karena pemberitaan yang intensif tentang larangan mudik, dan tindakan tegas aparat yang putar balikkan kendaraan yang diketahui ingin mudik di media arus utama maupun medsos. Hal inilah yang membuat warga mengurungkan niatnya untuk mudik.
"Memang secara total tercatat penurunan hingga 62 persen, tapi itu terdiri dari semua jenis kendaraan termasuk yang diperbolehkan keluar seperti truk barang dan sejenisnya. Menurut saya, sosialisasi intensif dan langkah tegas dari Korlantas Polri yang melarang untuk mudik sudah berhasil menekan arus keluar Jakarta hingga 81 Persen," katanya.
Varhan pun menambahkan, bahwa penurunan signifikan arus keluar Jakarta ini juga sesuai dengan data yang dilansir Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono bahwa aparat yg terdiri dari TNI, Polri, Kemenhub, Dishub dan PT Jasa Marga selama Operasi Ketupat 2020 telah memutarbalikkan 74 ribu kendaraan yg hendak mudik dan menindak 605 kendaraan travel gelap yg mencoba membawa penumpang untuk mudik.
“IBSW menilai dari fakta yang tersaji Aparat berhasil menekan arus keluar dari Jakarta apalagi jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, ungkap Varhan. Pada Operasi Ketupat 2020 Aparat berjaga secara penuh 24 jam sehari dan mengecek setiap kendaraan yang lewat, ini membutuhkan stamina dan manajemen SDM yang mumpuni, kita harus apresiasi usaha ini," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda