Sistem OSS Babat Habis Pungli Perizinan Investasi
Jum'at, 18 Juni 2021 - 17:42 WIB
JAKARTA - Deputi Pelayanan Penanaman Modal Kementerian Investasi Achmad Idrus mengatakan bahwa menurut hasil riset dari USAID, faktor yang paling krusial untuk investasi adalah proses perizinan . Kedua adalah regulasi, dan yang ketiga adalah izin lokasi.
"Untuk itu, kami ingin menjelaskan OSS (online single submission) itu apa, dibandingkan dengan sistem yang lalu. Sistem yang sebelumnya dinilai bertele-tele dalam mengurus perizinan," ujar Idrus dalam Rakornas HIPMI di Jakarta, Jumat(18/6/2021).
Dengan adanya kebijakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), sistem itu harus diubah. Pendekatan paradigma yang dulu, dengan sistem manual, atau masih OSS versi 1.1, jelas berbeda dengan yang paradigma yang sekarang menggunakan UU Cipta Kerja (UU CK).
Baca juga:Akrab dengan Sang Anak, Maia Estianty Nilai Chemistry Para Kontestan Sing Like Mama
"Sekarang sudah berbeda, yang dulu sebelum UU CK, kepastiannya hampir sudah tidak ada. Belum ada standar di K/L, masing-masing sesuai keinginannya," ungkap Idrus.
Namun, dengan hadirnya UU CK, semua itu berdasarkan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK). Jadi, kepengurusan izin lokasi, kalau terlalu lama, dia harus 20 hari. Sekarang sudah sampai 21 hari, OSS ini akan langsung mengambil alih.
"Jadi tidak berlama-lama lagi. Kemudian, kemudahan untuk memperoleh perizinan, dulu itu semua berbasis izin, sekarang sudah berbasis risiko, baik rendah, menengah, dan tinggi," tambah Idrus.
Khusus untuk risiko rendah, seperti UMK (usaha menengah kecil), itu mengurus NIB (nomor induk berusaha) sudah bisa sebagai izin tunggal, identitas, sertifikasi halal, dan SNI untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Jadi, tidak ada lagi harus melengkapi izin yang demikian detail.
"Lalu ada transparansi, jadi kalau dulu diurus manual, sekarang sudah dengan OSS. Itu wajib, diwajibkan bagi K/L, Pemda, maupun KEK, maupun pelaku usaha sendiri semua harus melalui OSS, sehingga ada kepastian waktu juga," tandas Idrus.
"Untuk itu, kami ingin menjelaskan OSS (online single submission) itu apa, dibandingkan dengan sistem yang lalu. Sistem yang sebelumnya dinilai bertele-tele dalam mengurus perizinan," ujar Idrus dalam Rakornas HIPMI di Jakarta, Jumat(18/6/2021).
Dengan adanya kebijakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), sistem itu harus diubah. Pendekatan paradigma yang dulu, dengan sistem manual, atau masih OSS versi 1.1, jelas berbeda dengan yang paradigma yang sekarang menggunakan UU Cipta Kerja (UU CK).
Baca juga:Akrab dengan Sang Anak, Maia Estianty Nilai Chemistry Para Kontestan Sing Like Mama
"Sekarang sudah berbeda, yang dulu sebelum UU CK, kepastiannya hampir sudah tidak ada. Belum ada standar di K/L, masing-masing sesuai keinginannya," ungkap Idrus.
Namun, dengan hadirnya UU CK, semua itu berdasarkan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK). Jadi, kepengurusan izin lokasi, kalau terlalu lama, dia harus 20 hari. Sekarang sudah sampai 21 hari, OSS ini akan langsung mengambil alih.
"Jadi tidak berlama-lama lagi. Kemudian, kemudahan untuk memperoleh perizinan, dulu itu semua berbasis izin, sekarang sudah berbasis risiko, baik rendah, menengah, dan tinggi," tambah Idrus.
Khusus untuk risiko rendah, seperti UMK (usaha menengah kecil), itu mengurus NIB (nomor induk berusaha) sudah bisa sebagai izin tunggal, identitas, sertifikasi halal, dan SNI untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Jadi, tidak ada lagi harus melengkapi izin yang demikian detail.
"Lalu ada transparansi, jadi kalau dulu diurus manual, sekarang sudah dengan OSS. Itu wajib, diwajibkan bagi K/L, Pemda, maupun KEK, maupun pelaku usaha sendiri semua harus melalui OSS, sehingga ada kepastian waktu juga," tandas Idrus.
Lihat Juga :
tulis komentar anda