Indonesia dan Negara-negara Asia Harus Jinakkan Covid Sebelum Fed Naikkan Suku Bunga, Kalau Tidak...

Selasa, 22 Juni 2021 - 14:19 WIB
Negara-negara Asia diharapkan mampu menjinakkan pandemi dan memperkuat ekonominya sebelum bank sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunganya. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Kepala Ekonom Asia-Pasifik di Moody's Analytics Steve Cochrane mengingatkan negara-negara di Asia untuk menjinakkan gelombang wabah virus corona saat ini sebelum Federal Reserve AS (Fed) menaikkan suku bunganya .

Pejabat Fed pekan lalu mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga bisa terjadi segera setelah 2023, berubah dari komentar sebelumnya pada Maret yang mengatakan bank sentral AS tidak mengharapkan kenaikan apa pun hingga setidaknya 2024.





Cochrane mengatakan, suku bunga AS yang lebih tinggi akan memikat investor dari luar negeri untuk menaruh dananya di Negeri Paman Sam. Sementara, bank sentral di negara lain kemungkinan terpaksa harus menaikkan suku bunga mereka sendiri untuk mengimbanginya.

Menaikkan suku bunga dapat membantu negara-negara mencegah terlalu banyak modal keluar meninggalkan ekonomi mereka. Namun, menaikkan suku bunga terlalu cepat juga meningkatkan risiko perlambatan ekonomi di negara tersebut.

"Karena itu, negara-negara Asia harus segera mengendalikan Covid sehingga begitu Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga, ekonomi di negaranya sudah berada dalam posisi yang baik dan dapat mengelola transisi juga," ujar Cochrane, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (22/6/2021).

Cochrane memperkirakan bahwa bank sentral AS mungkin menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sekali setiap kuartal mulai tahun 2023. Apa yang disebut dot plot dari ekspektasi anggota Fed individu menunjuk ke dua kenaikan tahun itu.

Banyak ekonomi di Asia termasuk Jepang, Taiwan dan Malaysia dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan baru dalam kasus Covid - yang memaksa pihak berwenang untuk memberlakukan langkah-langkah penjarakan sosial yang lebih ketat. Gelombang infeksi baru datang ketika ada kemajuan vaksinasi di wilayah tersebut, yang relatif tertinggal jika dibandingkan AS dan Eropa.



Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan bulan ini bahwa output ekonomi di dua pertiga negara-negara Asia Timur dan Pasifik akan tetap di bawah tingkat pra-pandemi hingga 2022. Faktor-faktor yang meredam potensi pertumbuhan ekonomi di negara-negara itu termasuk meluasnya wabah Covid dan jatuhnya ekonomi pariwisata global. Cochrane juga menunjukkan bahwa wabah Covid di seluruh wilayah "menguatkan" permintaan domestik dan menjaga inflasi tetap moderat.

Ekonom itu menambahkan, beberapa negara Asia termasuk China, Korea Selatan dan Singapura sedang meningkatkan vaksinasi Covid. "Itu terlihat bagus, tetapi itu harus terus berlanjut," katanya.

Sementara, Cochrane menilai sejumlah negara Asia lainnya, termasuk Thailand, Indonesia dan Filipina belum secara efektif mengendalikan wabah Covid-19. Dia menilai negara-negara ini juga belum memiliki program vaksinasi yang kuat.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More