RCTI+ Gandeng The Trade Desk, Maksimalkan Peluang OTT
Rabu, 23 Juni 2021 - 18:17 WIB
JAKARTA - Jaringan televisi free-to-air swasta terbesar milik MNC Group, RCTI+ telah memilih The Trade Desk, perusahaan teknologi periklanan global asal Amerika Serikat, sebagai platform periklanan digital pertama yang menawarkan inventory OTT-nya secara programmatic. Kemitraan ini memungkinkan pengiklan untuk menjangkau lebih dari 30,5 juta pengguna aktif bulanan melalui aplikasi seluler RCTI+, yang menyajikan konten video dari jaringan media televisi terbesar, yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews, selain sinetron, pertandingan olahraga, dan film blockbuster.
Country Manager Indonesia The Trade Desk, Florencia Eka mengatakan, melalui platform OTT seperti RCTI+ memungkinkan pengguna untuk menonton konten video premium melalui internet dan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih konten apa yang ingin mereka tonton, kapan dan di perangkat mana mereka ingin menonton konten tersebut.
Melalui platform Programmatic Advertising The Trade Desk, marketers dapat mengakses inventory iklan premium di berbagai situs web, aplikasi, podcast, dan platform streaming OTT untuk dapat menargetkan ke audiens yang relevan di berbagai perangkat di medium yang tepat, pada waktu yang tepat. "Pada tahun lalu, ketika pengiklan dihadapkan pada kekuatan data, mereka beralih menggunakan programmatic advertising seperti platform The Trade Desk dengan lebih agresif dibandingkan dengan sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (23/6/2021).
Menurut hasil riset Kantar yang dilakukan oleh The Trade Desk, masyarakat Indonesia melakukan streaming konten OTT hampir tiga miliar jam per bulan, yang menjadikan Indonesia negara yang paling banyak menonton OTT di Asia Tenggara.
Konsumen Indonesia juga termasuk yang paling toleran terhadap iklan. Sekitar 95% pemirsa OTT di Indonesia akan menonton iklan dengan imbalan berupa konten gratis, dan 66% pemirsa OTT Indonesia mengaku mengingat merek, produk, atau layanan dari iklan terakhir yang mereka lihat. Ini merupakan peluang signifikan bagi pengiklan untuk merangkul OTT sebagai salah satu saluran yang berkembang pesat untuk menjangkau konsumen dalam skala besar.
Co-Managing Director RCTI+ Valencia Tanoesoedibjo mengatakan, RCTI+ sangat memahami selera masyarakat Indonesia yang tak tertandingi dalam menikmati konten streaming video berkualitas tinggi di perangkat seluler mereka.
"Kemitraan kami dengan The Trade Desk memungkinkan pengiklan untuk memaksimalkan peluang OTT yang sedang berkembang. Saat ini pengiklan dapat memanfaatkan kekuatan data yang tersaji secara lengkap untuk mengukur dan membandingkan peluang iklan di seluruh saluran dan mengukur hasil bisnis dunia nyata," ujarnya.
Selain menjalin kemitraan strategis dengan RCTI+, The Trade Desk juga menjalin kerja sama dengan IndiHome untuk membuka lebih banyak peluang bagi pengiklan.
Country Manager Indonesia The Trade Desk, Florencia Eka mengatakan, melalui platform OTT seperti RCTI+ memungkinkan pengguna untuk menonton konten video premium melalui internet dan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih konten apa yang ingin mereka tonton, kapan dan di perangkat mana mereka ingin menonton konten tersebut.
Melalui platform Programmatic Advertising The Trade Desk, marketers dapat mengakses inventory iklan premium di berbagai situs web, aplikasi, podcast, dan platform streaming OTT untuk dapat menargetkan ke audiens yang relevan di berbagai perangkat di medium yang tepat, pada waktu yang tepat. "Pada tahun lalu, ketika pengiklan dihadapkan pada kekuatan data, mereka beralih menggunakan programmatic advertising seperti platform The Trade Desk dengan lebih agresif dibandingkan dengan sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (23/6/2021).
Menurut hasil riset Kantar yang dilakukan oleh The Trade Desk, masyarakat Indonesia melakukan streaming konten OTT hampir tiga miliar jam per bulan, yang menjadikan Indonesia negara yang paling banyak menonton OTT di Asia Tenggara.
Konsumen Indonesia juga termasuk yang paling toleran terhadap iklan. Sekitar 95% pemirsa OTT di Indonesia akan menonton iklan dengan imbalan berupa konten gratis, dan 66% pemirsa OTT Indonesia mengaku mengingat merek, produk, atau layanan dari iklan terakhir yang mereka lihat. Ini merupakan peluang signifikan bagi pengiklan untuk merangkul OTT sebagai salah satu saluran yang berkembang pesat untuk menjangkau konsumen dalam skala besar.
Co-Managing Director RCTI+ Valencia Tanoesoedibjo mengatakan, RCTI+ sangat memahami selera masyarakat Indonesia yang tak tertandingi dalam menikmati konten streaming video berkualitas tinggi di perangkat seluler mereka.
"Kemitraan kami dengan The Trade Desk memungkinkan pengiklan untuk memaksimalkan peluang OTT yang sedang berkembang. Saat ini pengiklan dapat memanfaatkan kekuatan data yang tersaji secara lengkap untuk mengukur dan membandingkan peluang iklan di seluruh saluran dan mengukur hasil bisnis dunia nyata," ujarnya.
Baca Juga
Selain menjalin kemitraan strategis dengan RCTI+, The Trade Desk juga menjalin kerja sama dengan IndiHome untuk membuka lebih banyak peluang bagi pengiklan.
(nng)
tulis komentar anda