Kementan Gelar Pelatihan Alsintan bagi 11 Ribu Petani dan Penyuluh
Minggu, 04 Juli 2021 - 21:57 WIB
JAKARTA - Sekitar 11 ribu petani dan penyuluh dari seluruh Indonesia hadir virtual mengikuti Pelatihan Pemanfaatan Alsintan . Sementara 120 peserta hadir secara tatap muka (offline) di BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (4/7) dengan mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0. Alat dan mesin pertanian (alsintan) kian massif digelontorkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dibarengi pelatihan alsintan.
(Baca juga:Alsintan Bantuan Kementan, Dorong Produktivitas Panen)
“Saat itu, pertanian tetap menjadi sektor utama. Artinya, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi tidak bisa dihindari maka harus didukung oleh SDM berkualitas,” kata Mentan Syahrul saat membuka pelatihan yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (BPPSDMP) ini.
Pada acara ini terdapat 1.000 peserta zoom meeting dan 11 ribu menyimak via YouTube. Mereka terdiri atas 2.700 petani yang mayoritas petani petani dan 8.000 penyuluh pertanian.
(Baca juga:Dorong Produktivitas Pertanian, Mentan SYL Bagikan Alsintan ke Petani Malang)
Menurutnya, teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena itu kualitas SDM menjadi penting. Maka dari itu, Kementan yang didukung pusat data digital, Agriculture War Room (AWR) mendukung pembangunan pertanian. “Kita harus hadirkan inovasi. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, pertanian tak boleh hanya sekadar teori. Penyuluh harus memiliki smartphone dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. “Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang unggul. Kita seharusnya bisa seperti mereka,” katanya.
(Baca juga:Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh)
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0. Alat dan mesin pertanian (alsintan) kian massif digelontorkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dibarengi pelatihan alsintan.
(Baca juga:Alsintan Bantuan Kementan, Dorong Produktivitas Panen)
“Saat itu, pertanian tetap menjadi sektor utama. Artinya, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi tidak bisa dihindari maka harus didukung oleh SDM berkualitas,” kata Mentan Syahrul saat membuka pelatihan yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (BPPSDMP) ini.
Pada acara ini terdapat 1.000 peserta zoom meeting dan 11 ribu menyimak via YouTube. Mereka terdiri atas 2.700 petani yang mayoritas petani petani dan 8.000 penyuluh pertanian.
(Baca juga:Dorong Produktivitas Pertanian, Mentan SYL Bagikan Alsintan ke Petani Malang)
Menurutnya, teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena itu kualitas SDM menjadi penting. Maka dari itu, Kementan yang didukung pusat data digital, Agriculture War Room (AWR) mendukung pembangunan pertanian. “Kita harus hadirkan inovasi. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, pertanian tak boleh hanya sekadar teori. Penyuluh harus memiliki smartphone dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. “Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang unggul. Kita seharusnya bisa seperti mereka,” katanya.
(Baca juga:Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh)
tulis komentar anda