PLTA Milik PT KHE Senilai Rp256 Triliun Bakal Rampung pada 2025
Rabu, 04 Agustus 2021 - 07:20 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo tengah fokus mengembangkan ekonomi hijau (green economy) , termasuk di dalamnya kawasan industri hijau (green industrial park). Sejalan dengan langkah Jokowi, PT Kayan Hydro Energy (KHE) telah mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Utara sejak tahun 2011.
KHE merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Direktur Operasional KHE Khaeroni menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan.
Baca juga:Tangani Khusus Pesantren, Kemenag Usul Tambah Dirjen
“Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” jelas Khaeroni, dalam keterangannya, Selasa (3/8/2021).
Terkait ada investor dan perusahaan di luar KHE yang ingin membangun proyek serupa, Khaeroni mengaku tidak tahu. “Soal kabar di luaran saya tidak tahu. Pastinya KHE sudah sejak 2011 atau sepuluh tahun lalu memulainya dan saat ini sudah mendapatkan semua izin, kecuali penetapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH),’’ jelas Khaeroni.
Hingga saat ini, KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer. KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan.
Tahun ini KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt.
Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai USD17,8 miliar atau setara Rp256 triliun (kurs Rp14.400). Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia.
Baca juga:Anies-AHY Berpotensi Menangi Pilpres 2024
“Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” jelas Khaeroni.
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektare dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektare,” jelas Khaeroni.
KHE merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Direktur Operasional KHE Khaeroni menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan.
Baca juga:Tangani Khusus Pesantren, Kemenag Usul Tambah Dirjen
“Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” jelas Khaeroni, dalam keterangannya, Selasa (3/8/2021).
Terkait ada investor dan perusahaan di luar KHE yang ingin membangun proyek serupa, Khaeroni mengaku tidak tahu. “Soal kabar di luaran saya tidak tahu. Pastinya KHE sudah sejak 2011 atau sepuluh tahun lalu memulainya dan saat ini sudah mendapatkan semua izin, kecuali penetapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH),’’ jelas Khaeroni.
Hingga saat ini, KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer. KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan.
Tahun ini KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt.
Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai USD17,8 miliar atau setara Rp256 triliun (kurs Rp14.400). Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia.
Baca juga:Anies-AHY Berpotensi Menangi Pilpres 2024
“Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” jelas Khaeroni.
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektare dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektare,” jelas Khaeroni.
(uka)
tulis komentar anda