Kemenperin Dorong Industri Game untuk Bertarung di Tingkat Global
Rabu, 04 Agustus 2021 - 09:06 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri game dalam negeri agar bisa lebih berdaya saing di kancah global. Langkah strategis ini perlu dibangun ekosistem industri yang baik melalui penguatan rantai nilai (value chain) dan pengoptimalan potensi yang ada di Tanah Air.
“Dengan memperhatikan rantai nilai industri, akan menghasilkan sebuah ekosistem yang terintegrasi dan menyeluruh,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier di Jakarta, Rabu (4/8/2021).
Dirjen ILMATE menjelaskan, pihaknya telah berupaya untuk menguatakan rantai nilai di industri konten yang melibatkan beberapa sektor pendukung antara lain, industri komik, animasi, film, game, musik, dan mainan. Kemenperin juga proaktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, BUMN, dan pihak swasta.
“Dalam membangun ekosistem industri konten yang baik, dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar-sektor. Industri berbasis intellectual property (IP) dapat saling berkolaborasi dalam pengembangan produk dan IP dengan dukungan investasi baik dari pihak pemerintah maupun swasta,” tuturnya.
Baca juga:YouTube Berani Bayar Mahal Youtuber untuk Membuat Konten di Shorts
Taufiek optimistis, dengan terbentuknya ekosistem industri konten yang baik, industri game sebagai salah satu komponen pendukung di dalamnya juga akan turut tumbuh dan berkembang dengan baik. Apalagi, ada beberapa potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Newzoo pada tahun 2016-2019, revenue industri game di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2019, Indonesia memperoleh pendapatan sebesar USD1,084 miliar dari industri gaming dan eSports.
“Dengan capaian tersebut, saat ini Indonesia merupakan pasar industri game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke-17 dunia. Tercatat pula terdapat 52 juta penduduk Indonesia yang merupakan gamer,” ungkapnya.
Menurut Taufiek, dengan potensi pasar yang begitu besar di Indonesia, pihaknya mendorong para pengembang game dalam negeri untuk mengoptimalkan peluang yang ada saat ini. Sebab, di tahun 2020 pasar game Indonesia baru dikuasai oleh industri lokal senilai 0,4%.
“Dengan memperhatikan rantai nilai industri, akan menghasilkan sebuah ekosistem yang terintegrasi dan menyeluruh,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier di Jakarta, Rabu (4/8/2021).
Dirjen ILMATE menjelaskan, pihaknya telah berupaya untuk menguatakan rantai nilai di industri konten yang melibatkan beberapa sektor pendukung antara lain, industri komik, animasi, film, game, musik, dan mainan. Kemenperin juga proaktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, BUMN, dan pihak swasta.
“Dalam membangun ekosistem industri konten yang baik, dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar-sektor. Industri berbasis intellectual property (IP) dapat saling berkolaborasi dalam pengembangan produk dan IP dengan dukungan investasi baik dari pihak pemerintah maupun swasta,” tuturnya.
Baca juga:YouTube Berani Bayar Mahal Youtuber untuk Membuat Konten di Shorts
Taufiek optimistis, dengan terbentuknya ekosistem industri konten yang baik, industri game sebagai salah satu komponen pendukung di dalamnya juga akan turut tumbuh dan berkembang dengan baik. Apalagi, ada beberapa potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Newzoo pada tahun 2016-2019, revenue industri game di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2019, Indonesia memperoleh pendapatan sebesar USD1,084 miliar dari industri gaming dan eSports.
“Dengan capaian tersebut, saat ini Indonesia merupakan pasar industri game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke-17 dunia. Tercatat pula terdapat 52 juta penduduk Indonesia yang merupakan gamer,” ungkapnya.
Menurut Taufiek, dengan potensi pasar yang begitu besar di Indonesia, pihaknya mendorong para pengembang game dalam negeri untuk mengoptimalkan peluang yang ada saat ini. Sebab, di tahun 2020 pasar game Indonesia baru dikuasai oleh industri lokal senilai 0,4%.
tulis komentar anda