BEI Ungkap Penyebab Perusahaan Berbondong-bondong Melantai di Bursa
Kamis, 05 Agustus 2021 - 10:28 WIB
JAKARTA - Sampai dengan 30 Juli 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan 25 perusahaan yang berada pada pipeline untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini. BEI mengungkap beberapa faktor yang melatarbelakangi calon emiten ingin melaksanakan IPO pada semester II-2021, salah satunya terkait pemulihan ekonomi.
"Adanya pemulihan ekonomi dan pertumbuhan yang terus berlanjut pada semester dua tahun 2021, diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi ekosistem pasar modal Indonesia. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 diperkirakan sebesar 3,5-4,3%," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Baca juga:Duet Anies-AHY Berkibar di Survei, PKS: Keduanya Figur Muda dan Berpotensi
"Sementara itu, Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 sebesar 5,8% atau meningkat tipis dari perkiraan sebelumnya 5,7%," sambungnya.
Nyoman menambahkan, ditinjau dari perkembangan perusahaan yang mencatatkan efeknya di bursa, baik berupa saham, obligasi dan sukuk, pada tahun 2021 ini pertumbuhannya relatif lebih baik. Sampai dengan 30 Juli 2021, terdapat 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk. Dengan melihat jumlah perusahaan tersebut, menunjukkan minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal Indonesia masih dinilai baik.
Demikian juga jumlah perusahaan yang akan mencatatkan efeknya di Bursa. Pada 30 Juli 2021, terdapat 48 perusahaan yang berada dalam pipeline saham, obligasi, sukuk dan mungkin akan bertambah lagi mengingat adanya waktu sekitar lima bulan sampai dengan akhir tahun 2021.
Baca juga:Kamis Pagi, Merapi Semburkan Awan Panas Sejauh 1000 Meter ke Barat Daya
"Hal ini mengindikasikan adanya optimisme pada perusahaan-perusahaan yang akan menghimpun dananya di pasar modal," kata dia.
Nyoman menjelaskan, sampai dengan 30 Juli 2021, terdapat 25 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa. Namun, pihaknya belum dapat menginformasikan nama-nama calon emiten sampai mendapatkan izin publikasi dari OJK.
"Bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal, tentunya akan kami sambut dengan baik. Bursa turut mendukung perusahaan-perusahaan dengan berbagai macam jenis usaha, sektor usaha dan skala perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di bursa agar dapat bertumbuh di pasar modal," ucapnya.
"Adanya pemulihan ekonomi dan pertumbuhan yang terus berlanjut pada semester dua tahun 2021, diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi ekosistem pasar modal Indonesia. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 diperkirakan sebesar 3,5-4,3%," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Baca juga:Duet Anies-AHY Berkibar di Survei, PKS: Keduanya Figur Muda dan Berpotensi
"Sementara itu, Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 sebesar 5,8% atau meningkat tipis dari perkiraan sebelumnya 5,7%," sambungnya.
Nyoman menambahkan, ditinjau dari perkembangan perusahaan yang mencatatkan efeknya di bursa, baik berupa saham, obligasi dan sukuk, pada tahun 2021 ini pertumbuhannya relatif lebih baik. Sampai dengan 30 Juli 2021, terdapat 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk. Dengan melihat jumlah perusahaan tersebut, menunjukkan minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal Indonesia masih dinilai baik.
Demikian juga jumlah perusahaan yang akan mencatatkan efeknya di Bursa. Pada 30 Juli 2021, terdapat 48 perusahaan yang berada dalam pipeline saham, obligasi, sukuk dan mungkin akan bertambah lagi mengingat adanya waktu sekitar lima bulan sampai dengan akhir tahun 2021.
Baca juga:Kamis Pagi, Merapi Semburkan Awan Panas Sejauh 1000 Meter ke Barat Daya
"Hal ini mengindikasikan adanya optimisme pada perusahaan-perusahaan yang akan menghimpun dananya di pasar modal," kata dia.
Nyoman menjelaskan, sampai dengan 30 Juli 2021, terdapat 25 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa. Namun, pihaknya belum dapat menginformasikan nama-nama calon emiten sampai mendapatkan izin publikasi dari OJK.
"Bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal, tentunya akan kami sambut dengan baik. Bursa turut mendukung perusahaan-perusahaan dengan berbagai macam jenis usaha, sektor usaha dan skala perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di bursa agar dapat bertumbuh di pasar modal," ucapnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda