Jelang Musim Tanam, Wamentan Harvick Tinjau Kesiapan Produksi Pupuk
Rabu, 08 September 2021 - 23:37 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengunjungi anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu (8/9/2021). Kunjungan itu untuk memastikan kesiapan produksi pupuk jelang musim tanam.
Harvick menyebutkan bahwa kedatangannya ke Lhokseumawe untuk mengakselerasikan PIM agar bisa speed up. Tujuannya agar PIM dapat melayani penyaluran pupuk bersubsidi pada wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, seperti Provinsi NAD, Sumatera Utara, dan wilayah lainnya.
“Karena saking luasnya, ini memang menjadi perhatian sendiri juga oleh Pak Presiden,” ujar Harvick.
Dalam kunjungannya, Harvick menyebutkan bahwa pihaknya telah menyaksikan sendiri manajemen Pupuk Indonesia bersama PIM telah melakukan banyak hal dalam waktu singkat untuk mengatasi permasalahan di PIM, terutama soal pasokan gas. Begitu juga perihal rencana pengembangan pabrik pupuk NPK di PIM.
Terkait pasokan gas, Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto menambahkan, perusahaannya telah mendapatkan pasokan gas dalam bentuk LNG untuk memenuhi kebutuhan produksi pupuk urea.
“Untuk pasokan gas, alhamdulillah, sudah relatif cukup terjamin dengan adanya pasokan LNG yang dalam waktu dekat dapat digunakan,” ujar Nugroho.
Sementara itu, untuk menyambut musim tanam yang akan datang, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok di gudang-gudang lini I (produsen) hingga lini III (distributor) yang saat ini jumlahnya mencapai sekitar 1,16 juta ton.
Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi alokasi pupuk bersubsidi selama enam minggu ke depan, dan lebih banyak dua kali lipat dari ketentuan stok minimum pemerintah. Rincian stoknya adalah pupuk Urea 431 ribu ton, NPK Phonska 250 ribu ton, ZA 109 ribu ton, SP-36 207 ribu ton, dan pupuk organik Petroganik 170 ribu ton.
Harvick menyebutkan bahwa kedatangannya ke Lhokseumawe untuk mengakselerasikan PIM agar bisa speed up. Tujuannya agar PIM dapat melayani penyaluran pupuk bersubsidi pada wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, seperti Provinsi NAD, Sumatera Utara, dan wilayah lainnya.
“Karena saking luasnya, ini memang menjadi perhatian sendiri juga oleh Pak Presiden,” ujar Harvick.
Dalam kunjungannya, Harvick menyebutkan bahwa pihaknya telah menyaksikan sendiri manajemen Pupuk Indonesia bersama PIM telah melakukan banyak hal dalam waktu singkat untuk mengatasi permasalahan di PIM, terutama soal pasokan gas. Begitu juga perihal rencana pengembangan pabrik pupuk NPK di PIM.
Terkait pasokan gas, Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto menambahkan, perusahaannya telah mendapatkan pasokan gas dalam bentuk LNG untuk memenuhi kebutuhan produksi pupuk urea.
“Untuk pasokan gas, alhamdulillah, sudah relatif cukup terjamin dengan adanya pasokan LNG yang dalam waktu dekat dapat digunakan,” ujar Nugroho.
Sementara itu, untuk menyambut musim tanam yang akan datang, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok di gudang-gudang lini I (produsen) hingga lini III (distributor) yang saat ini jumlahnya mencapai sekitar 1,16 juta ton.
Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi alokasi pupuk bersubsidi selama enam minggu ke depan, dan lebih banyak dua kali lipat dari ketentuan stok minimum pemerintah. Rincian stoknya adalah pupuk Urea 431 ribu ton, NPK Phonska 250 ribu ton, ZA 109 ribu ton, SP-36 207 ribu ton, dan pupuk organik Petroganik 170 ribu ton.
tulis komentar anda