Di Tengah Ketegangan Amerika-China, IHSG Diramal Menguat
Senin, 13 September 2021 - 08:13 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan ( IHSG ) diprediksi kembali menguat pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.059-6.150.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil mengonfirmasi whipsaw (pergerakan) di level MA200 dan memberikan sinyal rebound pada tren positif menuju resistance upper bollinger bands.
"Momentum indikator RSI dan Stochastic menjenuh pada area dekat oversold dengan pergerakan mendatar. Indikator MACD memberikan sinyal volatilitas harga yang bergerak terkonsolidasi sehingga secara teknikal IHSG berpeluang menguat dengan support resistance 6.059-6.150," ujar Lanjar dalam risetnya, Senin (13/9/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya AGII, BBRI, BBNI, ERAA, IMAS, SMGR, TINS, TPIA.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 26,65 poin atau 0,44% ke level 6.094 dengan pergerakan yang optimistis sepanjang perdagangan. Indeks sektor material dasar naik 1,82% dan transportasi naik 0,99% memimpin penguatan indeks sektoral.
Secara mingguan IHSG turun 0,52% namun rata-rata volume transaksi harian meningkat sebesar 6,75%. Aksi jual investor yang dialami pada pekan lalu akibat aksi tunggu taper tantrum The Fed menjadi salah satu faktor.
Sementara itu, bursa di Asia berpotensi turun di awal pekan karena risiko pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari pandemi di tengah peningkatan sentimen yang melemahkan inflasi. Saham AS pekan lalu mencatat penurunan terbesar sejak pertengahan Juni karena kehati-hatian investor atas tantangan pembukaan kembali ekonomi yang disorot oleh strain virus Delta.
Pembaruan harga konsumen AS minggu ini akan menjadi bahan perdebatan investor di tengah rencana taper tantrum The Fed. Ketegangan perdagangan antara AS dan China juga akan kembali menjadi sorotan investor setelah Pemerintah AS mempertimbangkan penyelidikan baru terhadap subsidi China.
Sementara itu, sejumlah data ekonomi penting China akan menunjukkan pertumbuhan yang melemah sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan, secara teknikal IHSG berhasil mengonfirmasi whipsaw (pergerakan) di level MA200 dan memberikan sinyal rebound pada tren positif menuju resistance upper bollinger bands.
"Momentum indikator RSI dan Stochastic menjenuh pada area dekat oversold dengan pergerakan mendatar. Indikator MACD memberikan sinyal volatilitas harga yang bergerak terkonsolidasi sehingga secara teknikal IHSG berpeluang menguat dengan support resistance 6.059-6.150," ujar Lanjar dalam risetnya, Senin (13/9/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya AGII, BBRI, BBNI, ERAA, IMAS, SMGR, TINS, TPIA.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 26,65 poin atau 0,44% ke level 6.094 dengan pergerakan yang optimistis sepanjang perdagangan. Indeks sektor material dasar naik 1,82% dan transportasi naik 0,99% memimpin penguatan indeks sektoral.
Secara mingguan IHSG turun 0,52% namun rata-rata volume transaksi harian meningkat sebesar 6,75%. Aksi jual investor yang dialami pada pekan lalu akibat aksi tunggu taper tantrum The Fed menjadi salah satu faktor.
Sementara itu, bursa di Asia berpotensi turun di awal pekan karena risiko pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari pandemi di tengah peningkatan sentimen yang melemahkan inflasi. Saham AS pekan lalu mencatat penurunan terbesar sejak pertengahan Juni karena kehati-hatian investor atas tantangan pembukaan kembali ekonomi yang disorot oleh strain virus Delta.
Baca Juga
Pembaruan harga konsumen AS minggu ini akan menjadi bahan perdebatan investor di tengah rencana taper tantrum The Fed. Ketegangan perdagangan antara AS dan China juga akan kembali menjadi sorotan investor setelah Pemerintah AS mempertimbangkan penyelidikan baru terhadap subsidi China.
Sementara itu, sejumlah data ekonomi penting China akan menunjukkan pertumbuhan yang melemah sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda