5.000 SPBU Bakal Dipasang PLTS Atap, Pertamina Bisa Hemat Rp4 Miliar Setahun
Rabu, 15 September 2021 - 05:35 WIB
JAKARTA - Pertamina menargetkan pemasangan PLTS di 5.000 SPBU yang berpotensi menghemat Rp4 miliar dalam setahun untuk keseluruhan SPBU yang dihasilkan dari penghematan biaya tagihan listrik. Pemasangan PLTS tersebut akan dilakukan oleh Pertamina NRE sebagai subholding Pertamina.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, transisi energi yang sedang dilakukan Pertamina tampak pada wajah SPBU Pertamina yang baru. Green Energy Station, konsep baru SPBU Pertamina, menyediakan layanan secara terintegrasi dan lebih ramah lingkungan kepada konsumen. Salah satu yang terlihat berbeda pada GES adalah penggunaan PLTS Atap untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Dia melanjutkan, SPBU yang selama ini hanya dikenal sebagai tempat untuk mengisi BBM menjadi lebih ramah lingkungan dengan konsep GES, di mana kebutuhan listriknya dipenuhi dengan PLTS serta menyediakan layanan untuk gaya hidup konsumen yang lebih ramah lingkungan.
"Pemasangan PLTS di 5.000 SPBU diperkirakan berpotensi menurunkan emisi sebesar 34.000 ton CO2 per tahun," ujar Dannif, Selasa (14/9/2021).
Tidak hanya dekarbonisasi, penggunaan PLTS berpotensi memberikan keuntungan ekonomi bagi pemilik SPBU sampai dengan Rp1 juta per bulan yang berasal dari penghematan biaya tagihan listrik. Apabila sebanyak 5.000 SPBU memasang PLTS dengan kapasitas 5 KWp, maka total potensi penghematan yang dihasilkan sekitar Rp4 miliar dalam setahun.
Dannif menuturkan, PLTS yang dipasang di SPBU adalah PLTS Atap dengan sistem on grid, di mana PLTS terintegrasi dengan jaringan penyedia listrik sebagai tempat penyimpanan energi yang dihasilkan dari panas matahari. Hal ini untuk meningkatkan fleksibilitas dan berbagi peran sebagai cadangan pasokan listrik.
"Dibandingkan dengan sistem off grid, PLTS sistem on grid menggunakan teknologi yang lebih sederhana sehingga biaya pemasangan juga lebih kompetitif," jelasnya.
Hasil riset yang dilakukan oleh Bloomberg NEF menunjukkan bahwa pada rentang waktu 2010 sampai dengan 2020, biaya investasi PLTS turun drastis hingga 90%. Dengan semakin berkembangnya teknologi serta meningkatnya skala ekonomi, diproyeksikan biaya pemasangan PLTS akan menjadi kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, transisi energi yang sedang dilakukan Pertamina tampak pada wajah SPBU Pertamina yang baru. Green Energy Station, konsep baru SPBU Pertamina, menyediakan layanan secara terintegrasi dan lebih ramah lingkungan kepada konsumen. Salah satu yang terlihat berbeda pada GES adalah penggunaan PLTS Atap untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Dia melanjutkan, SPBU yang selama ini hanya dikenal sebagai tempat untuk mengisi BBM menjadi lebih ramah lingkungan dengan konsep GES, di mana kebutuhan listriknya dipenuhi dengan PLTS serta menyediakan layanan untuk gaya hidup konsumen yang lebih ramah lingkungan.
"Pemasangan PLTS di 5.000 SPBU diperkirakan berpotensi menurunkan emisi sebesar 34.000 ton CO2 per tahun," ujar Dannif, Selasa (14/9/2021).
Tidak hanya dekarbonisasi, penggunaan PLTS berpotensi memberikan keuntungan ekonomi bagi pemilik SPBU sampai dengan Rp1 juta per bulan yang berasal dari penghematan biaya tagihan listrik. Apabila sebanyak 5.000 SPBU memasang PLTS dengan kapasitas 5 KWp, maka total potensi penghematan yang dihasilkan sekitar Rp4 miliar dalam setahun.
Dannif menuturkan, PLTS yang dipasang di SPBU adalah PLTS Atap dengan sistem on grid, di mana PLTS terintegrasi dengan jaringan penyedia listrik sebagai tempat penyimpanan energi yang dihasilkan dari panas matahari. Hal ini untuk meningkatkan fleksibilitas dan berbagi peran sebagai cadangan pasokan listrik.
"Dibandingkan dengan sistem off grid, PLTS sistem on grid menggunakan teknologi yang lebih sederhana sehingga biaya pemasangan juga lebih kompetitif," jelasnya.
Hasil riset yang dilakukan oleh Bloomberg NEF menunjukkan bahwa pada rentang waktu 2010 sampai dengan 2020, biaya investasi PLTS turun drastis hingga 90%. Dengan semakin berkembangnya teknologi serta meningkatnya skala ekonomi, diproyeksikan biaya pemasangan PLTS akan menjadi kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
tulis komentar anda