Konsumen Online di Asia Tenggara Tumbuh 70 Juta Sejak Pandemi, Indonesia Tertinggi
Kamis, 16 September 2021 - 12:55 WIB
JAKARTA - Pembeli online di 6 negara Asia Tenggara diperkirakan bertambah lebih dari 70 juta orang sejak pandemi Covid-19 dimulai. Survei menyebutkan, tren itu kemungkinan juga akan terus berlanjut.
Hal itu terungkap dari laporan Facebook dan Bain & Company yang dilansir CNBC, Kamis (16/7/2021). Laporan yang mensurvei lebih dari 16.000 orang di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam itu memproyeksikan jumlah konsumen digital di Asia Tenggara akan mencapai 350 juta hingga akhir tahun ini.
Pada akhir tahun 2021, Facebook dan Bain memperkirakan lebih dari 70% orang berusia 15 tahun ke atas di negara-negara yang disurvei untuk berbelanja secara online. Laporan tersebut memperkirakan jumlah pembeli online di Asia Tenggara akan mencapai 380 juta pada tahun 2026.
Di antara negara-negara yang disurvei, laporan itu mengatakan Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi. Populasi konsumen digitalnya diprediksi tumbuh sekitar 15%, dari 144 juta pada 2020 menjadi 165 juta pada 2021.
Meroketnya jumlah konsumen online itu dipengaruhi kebangkitan Covid varian delta yang sangat menular, dan tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara berkembang. Selain itu, penguncian yang terputus-putus dan pembatasan pergerakan menyulitkan konsumen mengunjungi toko-toko fisik sehingga pasar e-commerce berkembang pesat.
Survei yang dilakukan pada bulan Mei itu menemukan bahwa pangsa responden yang mengatakan mereka berbelanja "kebanyakan online" naik dari 33% pada tahun 2020 menjadi 45% tahun ini, dengan perolehan terbesar datang dari Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Facebook dan Bain memproyeksikan pengeluaran online rata-rata akan tumbuh 60% tahun ini dari USD238 per orang pada tahun 2020 menjadi USD381 per konsumen digital. Laporan itu juga mengungkapkan, pangsa ritel online dari keseluruhan ritel melonjak di Asia Tenggara dari 5% pada 2020 menjadi 9%, lebih cepat daripada di Brasil, China atau India.
"Selama lima tahun ke depan, penjualan e-commerce Asia Tenggara juga diproyeksikan untuk mengimbangi negara-negara ini, tumbuh sebesar 14% per tahun," kata laporan itu.
Mengiringi pertumbuhan itu, layanan fintech seperti "beli sekarang, bayar nanti", dompet digital dan mata uang kripto juga menjadi lebih luas. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, 88% dari ekuitas swasta dan investasi modal ventura di wilayah tersebut mengalir ke sektor teknologi dan internet. Dari jumlah itu, 56% masuk ke teknologi keuangan, menurut laporan itu.
Hal itu terungkap dari laporan Facebook dan Bain & Company yang dilansir CNBC, Kamis (16/7/2021). Laporan yang mensurvei lebih dari 16.000 orang di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam itu memproyeksikan jumlah konsumen digital di Asia Tenggara akan mencapai 350 juta hingga akhir tahun ini.
Pada akhir tahun 2021, Facebook dan Bain memperkirakan lebih dari 70% orang berusia 15 tahun ke atas di negara-negara yang disurvei untuk berbelanja secara online. Laporan tersebut memperkirakan jumlah pembeli online di Asia Tenggara akan mencapai 380 juta pada tahun 2026.
Baca Juga
Di antara negara-negara yang disurvei, laporan itu mengatakan Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi. Populasi konsumen digitalnya diprediksi tumbuh sekitar 15%, dari 144 juta pada 2020 menjadi 165 juta pada 2021.
Meroketnya jumlah konsumen online itu dipengaruhi kebangkitan Covid varian delta yang sangat menular, dan tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara berkembang. Selain itu, penguncian yang terputus-putus dan pembatasan pergerakan menyulitkan konsumen mengunjungi toko-toko fisik sehingga pasar e-commerce berkembang pesat.
Survei yang dilakukan pada bulan Mei itu menemukan bahwa pangsa responden yang mengatakan mereka berbelanja "kebanyakan online" naik dari 33% pada tahun 2020 menjadi 45% tahun ini, dengan perolehan terbesar datang dari Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Facebook dan Bain memproyeksikan pengeluaran online rata-rata akan tumbuh 60% tahun ini dari USD238 per orang pada tahun 2020 menjadi USD381 per konsumen digital. Laporan itu juga mengungkapkan, pangsa ritel online dari keseluruhan ritel melonjak di Asia Tenggara dari 5% pada 2020 menjadi 9%, lebih cepat daripada di Brasil, China atau India.
"Selama lima tahun ke depan, penjualan e-commerce Asia Tenggara juga diproyeksikan untuk mengimbangi negara-negara ini, tumbuh sebesar 14% per tahun," kata laporan itu.
Mengiringi pertumbuhan itu, layanan fintech seperti "beli sekarang, bayar nanti", dompet digital dan mata uang kripto juga menjadi lebih luas. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, 88% dari ekuitas swasta dan investasi modal ventura di wilayah tersebut mengalir ke sektor teknologi dan internet. Dari jumlah itu, 56% masuk ke teknologi keuangan, menurut laporan itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda