KKRP Dukung Erick Thohir Jalankan Transformasi BUMN Sektor Pertanian
Jum'at, 22 Oktober 2021 - 10:58 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir melakukan penggabungan enam BUMN bidang pangan dalam rangka memperkuat ekosistem pangan nasional. Holding BUMN pangan itu juga mendukung upaya Indonesia untuk segera keluar dari ketergantungan impor pangan.
BUMN-BUMN yang akan dilebur ke dalam holding adalah PT Pertani yang bergerak di bidang benih pertanian, PT Perikanan Indonesia, dan beberapa perusahaan logistik. Nantinya, keenam BUMN tersebut akan berada di bawah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menegaskan dukungannya atas terobosan transformasi pada BUMN sektor pertanian yang dilaksanakan menteri BUMN.
"Kalau secara ide sih menurut saya sangat baik dan itu yang saya kira perlu terobosan-terobosan dilakukan, salah satunya sebagai terbosan (klaster BUMN pangan) yang baik itu dalam rangka memperkuat produksi dan cadangan pangan," kata Said, melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (22/10/2021).
Said menambahkan, dalam rangka memperkuat pangan, BUMN bisa masuk mulai dari komoditas pangan yang masih mengalami defisit atau kekurangan. "Mulai dari misalnya penyediaan input, kemudian distribusi sampai ke pasar, terutama kan kalau selama ini, pada beberapa jenis pangan tertentu kita masih defisit dan keberadaan BUMN ini harusnya bisa menjawab tantangan itu, soal defisit itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Said mengatakan bahwa BUMN tidak perlu masuk ke wilayah pangan yang sudah memiliki tingkat produksi yang baik agar tidak menjadi pesaing bagi petani, tetapi dapat membantu dalam hal distribusi dan harga pasar.
"BUMN nggak perlu masuk ke wilayah produksinya, bisa jadi dia main pada wilayah distribusi sama pasarnya, karena kalau komoditas yang sudah baik dikelola oleh petani. (BUMN) masuk di on farm-nya kan jadi pesaingnya petani. Fungsinya memperkuat produksi dalam negeri bukan menjadi saingannya produsen dalam negeri," paparnya.
Said menambahkan, keberadaan BUMN Pangan juga harus menjadi mitra petani, agar petani menjadi lebih kuat dalam berproduksi dan bisa meningkatkan kesejahteraan. "Maka BUMN harus membangun relasi dengan petani, bagaimana keberadaan BUMN ini tidak hanya menumbuhkan produksi penguatan, tapi juga menjadi mitra petani untuk mereka lebih kuat berproduksi dan mereka juga bisa sejahtera petaninya," tuturnya.
Selain itu, Said meminta agar BUMN Pangan nantinya dapat dikelola secara akuntabel, bisa dikontrol oleh publik dan memiliki manajemen yang baik. "Karena bagaimanapun dia menjalankan dana publik, dana rakyat, ini harus betul-betul dikelola oleh orang yang kuat, oleh manajemen yang bagus. Itu yang menurut saya menjadi penting," pungkasnya.
BUMN-BUMN yang akan dilebur ke dalam holding adalah PT Pertani yang bergerak di bidang benih pertanian, PT Perikanan Indonesia, dan beberapa perusahaan logistik. Nantinya, keenam BUMN tersebut akan berada di bawah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menegaskan dukungannya atas terobosan transformasi pada BUMN sektor pertanian yang dilaksanakan menteri BUMN.
"Kalau secara ide sih menurut saya sangat baik dan itu yang saya kira perlu terobosan-terobosan dilakukan, salah satunya sebagai terbosan (klaster BUMN pangan) yang baik itu dalam rangka memperkuat produksi dan cadangan pangan," kata Said, melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (22/10/2021).
Said menambahkan, dalam rangka memperkuat pangan, BUMN bisa masuk mulai dari komoditas pangan yang masih mengalami defisit atau kekurangan. "Mulai dari misalnya penyediaan input, kemudian distribusi sampai ke pasar, terutama kan kalau selama ini, pada beberapa jenis pangan tertentu kita masih defisit dan keberadaan BUMN ini harusnya bisa menjawab tantangan itu, soal defisit itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Said mengatakan bahwa BUMN tidak perlu masuk ke wilayah pangan yang sudah memiliki tingkat produksi yang baik agar tidak menjadi pesaing bagi petani, tetapi dapat membantu dalam hal distribusi dan harga pasar.
"BUMN nggak perlu masuk ke wilayah produksinya, bisa jadi dia main pada wilayah distribusi sama pasarnya, karena kalau komoditas yang sudah baik dikelola oleh petani. (BUMN) masuk di on farm-nya kan jadi pesaingnya petani. Fungsinya memperkuat produksi dalam negeri bukan menjadi saingannya produsen dalam negeri," paparnya.
Said menambahkan, keberadaan BUMN Pangan juga harus menjadi mitra petani, agar petani menjadi lebih kuat dalam berproduksi dan bisa meningkatkan kesejahteraan. "Maka BUMN harus membangun relasi dengan petani, bagaimana keberadaan BUMN ini tidak hanya menumbuhkan produksi penguatan, tapi juga menjadi mitra petani untuk mereka lebih kuat berproduksi dan mereka juga bisa sejahtera petaninya," tuturnya.
Selain itu, Said meminta agar BUMN Pangan nantinya dapat dikelola secara akuntabel, bisa dikontrol oleh publik dan memiliki manajemen yang baik. "Karena bagaimanapun dia menjalankan dana publik, dana rakyat, ini harus betul-betul dikelola oleh orang yang kuat, oleh manajemen yang bagus. Itu yang menurut saya menjadi penting," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda