Corona Memang Kejam, Ribuan Buruh Batik di Jogja Solo Kini Jadi Pengangguran
Selasa, 26 Oktober 2021 - 15:28 WIB
JAKARTA - Pandemi memberikan dampak signifikan kepada industri batik Tanah Air. Berdasarkan laporan Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) ada sebanyak 113.742 buruh batik kini jadi pengangguran terimbas corona.
"Mereka (pengusaha batik) terpaksa memulangkan para perajin batik karena harga jual batik yang tidak mampu menutup biaya pegawai mereka. Jadi, kondisi kesejahteraan buruh batik di masa pandemi seperti ini kondisinya," ungkap CEO Dbatik Rizka Alfiana Power Breakfast IDX Channel, Selasa (26/10/2021).
Menurut dia buruh batik yang banyak terkena imbas pandemi berada di Solo dan Yogyakarta disisul Pekalongan hingga Cirebon dan daerah lain. Meskipun begitu, masih banyak pelaku batik di Indonesia yang terus berusaha untuk menunjukkan eksistensi dengan cara memproduksi batik-batik kekinian dan tetap mempertahankan tradisi.
Beberapa batik yang tetap memeprtahankan tradisi seperti di Pekalongan, Lasem, Jogja, Solo, Cirebon, Madura dan sekitarnya itu tetap konsisten dengan proses pembatikan dengan tradisi dengan karakter mereka masing-masing daerah. Pasalnya ada konsumen yang suka dengan motif asli daerah tapi juga ada lebih pada motif kekinian khususnya pada generasi milenial. "Ada juga masyarakat yang sudah apresiatif dengan kain batik yang eksklusif sebagai sebuah karya seni," jelas dia.
Di sisi lain, banyak IKM Batik yang kini mulai ramai berjualan melalui digital tidak hanya mengandalkan konvensional.
Sementara di masa pandemi, beberapa batik mengalami penurunan kuantitas produksi yang cukup besar sehingga, menyebabkan para perajin batik dipulangkan.
Lihat Juga: Tingkat Pengangguran di Jakarta Tinggi, Sun Life Gelar Wadah Pelatihan Untuk Generasi Muda
"Mereka (pengusaha batik) terpaksa memulangkan para perajin batik karena harga jual batik yang tidak mampu menutup biaya pegawai mereka. Jadi, kondisi kesejahteraan buruh batik di masa pandemi seperti ini kondisinya," ungkap CEO Dbatik Rizka Alfiana Power Breakfast IDX Channel, Selasa (26/10/2021).
Menurut dia buruh batik yang banyak terkena imbas pandemi berada di Solo dan Yogyakarta disisul Pekalongan hingga Cirebon dan daerah lain. Meskipun begitu, masih banyak pelaku batik di Indonesia yang terus berusaha untuk menunjukkan eksistensi dengan cara memproduksi batik-batik kekinian dan tetap mempertahankan tradisi.
Beberapa batik yang tetap memeprtahankan tradisi seperti di Pekalongan, Lasem, Jogja, Solo, Cirebon, Madura dan sekitarnya itu tetap konsisten dengan proses pembatikan dengan tradisi dengan karakter mereka masing-masing daerah. Pasalnya ada konsumen yang suka dengan motif asli daerah tapi juga ada lebih pada motif kekinian khususnya pada generasi milenial. "Ada juga masyarakat yang sudah apresiatif dengan kain batik yang eksklusif sebagai sebuah karya seni," jelas dia.
Di sisi lain, banyak IKM Batik yang kini mulai ramai berjualan melalui digital tidak hanya mengandalkan konvensional.
Sementara di masa pandemi, beberapa batik mengalami penurunan kuantitas produksi yang cukup besar sehingga, menyebabkan para perajin batik dipulangkan.
Lihat Juga: Tingkat Pengangguran di Jakarta Tinggi, Sun Life Gelar Wadah Pelatihan Untuk Generasi Muda
(nng)
tulis komentar anda