Wamen BUMN Pahala Mansury: Bergabungnya EMI ke PLN Percepat Dekarbonisasi
Senin, 01 November 2021 - 15:07 WIB
JAKARTA - Masuknya Energy Management Indonesia (EMI) ke PLN akan memperkuat transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau Indonesia menuju target carbon neutral 2060. Sebagai bentuk dukungan tersebut, PLN menargetkan dekarbonisasi 117 juta ton CO2 sampai 2025.
Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury optimistis bergabungnya EMI sebagai keluarga besar PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi. "Kehadiran EMI akan mendukung percepatan dekarbonisasi," kata dia, di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Pahala mengatakan bergabungnya EMI sebagai anak usaha PLN ada empat program utama yang dikembangkan, antara lain sinergi internal antara EMI dengan PLN, peningkatan kapasitas dan kapabilitas penyediaan layanan, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal dan penciptaan nilai ekosistem energi nasional. "EMI bisa membantu PLN mengarahkan para pelanggan untuk lebih efisien menggunakan energi hijau," imbuhnya.
Tidak hanya itu, kehadiran EMI ditargetkan mampu berkontribusi melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN dan 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.
Masuknya EMI menjadi keluarga besar PLN bukan kebetulan di saat Indonesia akan mengikuti Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya pada awal November 2021. Bergabungnya EMI ke PLN untuk mendukung komitmen pemerintah melawan perubahan iklim. "Bergabungnya EMI ke PLN juga menjadi salah satu upaya mendukung pengembangan energi bersih di sektor kelistrikan," kata Pahala.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bergabungnya EMI sebagai bagian PLN merupakan langkah tepat. Kolaborasi tersebut juga diharapkan ke dua perusahaan bisa lebih efisien. "Apalagi bisnis EMI dan PLN ini saling bersinggungan dan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain," ujarnya.
EMI sebagai perusahaan jasa energi (ESCo/Energy Service Company) diharapkan dapat mencapai target pemerintah mewujudkan net zero emission 2060. Adapun target tersebut juga telah didukung RUPTL 2021-2030 untuk mencapai porsi pembangkit EBT sebesar 51,6 persen. "Keberadaan EMI di bawah PLN juga diperlukan di tengah rencana pemberlakukan pajak karbon," ujarnya.
Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury optimistis bergabungnya EMI sebagai keluarga besar PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi. "Kehadiran EMI akan mendukung percepatan dekarbonisasi," kata dia, di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Pahala mengatakan bergabungnya EMI sebagai anak usaha PLN ada empat program utama yang dikembangkan, antara lain sinergi internal antara EMI dengan PLN, peningkatan kapasitas dan kapabilitas penyediaan layanan, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal dan penciptaan nilai ekosistem energi nasional. "EMI bisa membantu PLN mengarahkan para pelanggan untuk lebih efisien menggunakan energi hijau," imbuhnya.
Tidak hanya itu, kehadiran EMI ditargetkan mampu berkontribusi melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN dan 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.
Masuknya EMI menjadi keluarga besar PLN bukan kebetulan di saat Indonesia akan mengikuti Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya pada awal November 2021. Bergabungnya EMI ke PLN untuk mendukung komitmen pemerintah melawan perubahan iklim. "Bergabungnya EMI ke PLN juga menjadi salah satu upaya mendukung pengembangan energi bersih di sektor kelistrikan," kata Pahala.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bergabungnya EMI sebagai bagian PLN merupakan langkah tepat. Kolaborasi tersebut juga diharapkan ke dua perusahaan bisa lebih efisien. "Apalagi bisnis EMI dan PLN ini saling bersinggungan dan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain," ujarnya.
EMI sebagai perusahaan jasa energi (ESCo/Energy Service Company) diharapkan dapat mencapai target pemerintah mewujudkan net zero emission 2060. Adapun target tersebut juga telah didukung RUPTL 2021-2030 untuk mencapai porsi pembangkit EBT sebesar 51,6 persen. "Keberadaan EMI di bawah PLN juga diperlukan di tengah rencana pemberlakukan pajak karbon," ujarnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda