KAI Irit Bicara Soal Suntikan Dana Segar Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Selasa, 02 November 2021 - 10:34 WIB
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI irit berkomentar ihwal pendanaan baru Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Meski, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) telah merilis pendanaan yang diterima PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) selaku konsorsium BUMN.
Dari keterangan resmi KCIC, konsorsium BUMN akan menerima pendanaan berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4,3 triliun dari pemerintah. Bahkan, konsorsium memperoleh komitmen pembiayaan dari China Development Bank (CBD) sebesar USD 4,55 miliar atau setara Rp64,9 triliun.
MNC Portal Indonesia pun berupaya mengkonfirmasi informasi lebih jauh kepada KAI selaku leading atau pimpinan consortium BUMN. Namun, manajemen KAI irit bicara.
"Silahkan konfirmasi ke Kementerian BUMN," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).
Struktur pembiayaan KCJB adalah 75% berasal dari pendanaan China Development Bank dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25 persen ekuitas, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan konsorsium Indonesia sekitar 15 persen berasal dari proyek. Sedangkan sisanya senilai 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari pemerintah Indonesia.
Di lain sisi, pengalihan saham anggota konsorsium BUMN kepada KAI pun masih belum diketahui. Sebelumnya, Joni mencatat dalam proses. Dengan demikian, belum diketahui berapa persen saham yang nantinya dialihkan masing-masing anggota kepada KAI.
Pengalihan saham tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
Dari keterangan resmi KCIC, konsorsium BUMN akan menerima pendanaan berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4,3 triliun dari pemerintah. Bahkan, konsorsium memperoleh komitmen pembiayaan dari China Development Bank (CBD) sebesar USD 4,55 miliar atau setara Rp64,9 triliun.
MNC Portal Indonesia pun berupaya mengkonfirmasi informasi lebih jauh kepada KAI selaku leading atau pimpinan consortium BUMN. Namun, manajemen KAI irit bicara.
"Silahkan konfirmasi ke Kementerian BUMN," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).
Struktur pembiayaan KCJB adalah 75% berasal dari pendanaan China Development Bank dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25 persen ekuitas, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan konsorsium Indonesia sekitar 15 persen berasal dari proyek. Sedangkan sisanya senilai 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari pemerintah Indonesia.
Di lain sisi, pengalihan saham anggota konsorsium BUMN kepada KAI pun masih belum diketahui. Sebelumnya, Joni mencatat dalam proses. Dengan demikian, belum diketahui berapa persen saham yang nantinya dialihkan masing-masing anggota kepada KAI.
Pengalihan saham tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
tulis komentar anda