Prospek Properti 2022: Stimulus Pemerintah Jaga Kondisi Pasar Stabil
Kamis, 09 Desember 2021 - 21:13 WIB
JAKARTA - Meskipun pandemi masih berlangsung, 2021 menjadi tahun yang cerah bagi para pelaku industri properti nasional. Berbagai stimulus dan kebijakan pemerintah berhasil meningkatkan minat konsumen untuk melakukan transaksi pembelian properti .
"Situasi pasar properti mulai membaik setelah sejumlah stimulus dan kebijakan pemerintah benar-benar digulirkan. Kebijakan pembebasan PPN properti antara 50% hingga 100% yang ditanggung pemerintah. Kemudian Bank Indonesia (BI) juga mengizinkan uang muka 0% lewat relaksasi rasio LTV/FTV," jelas Marine Novita, Country Manager Rumah.com, Kamis (9/12/2021).
Marine menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pada sektor properti seperti DP 0% dan relaksasi PPN properti tepat sasaran karena berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2021 pada awal tahun 2021. Sebanyak 67% responden mengharapkan penurunan uang muka. Sementara sebanyak 85% mengharapkan penurunan suku bunga ketika ditanya seputar suku bunga.
"Stimulus pemerintah berhasil membuat pasar properti pulih sepanjang tahun 2021, ditandai dengan kenaikan harga properti pada kuartal kedua dan ketiga serta kenaikan pencarian properti secara tahunan," jelas Marine.
Menurut Marine pada tahun 2022 mendatang, daya beli masyarakat kelihatan belum akan pulih sepenuhnya sehingga kondisi pasar masih tetap bergantung kepada kebijakan pemerintah atas insentif pajak dan suku bunga KPR maupun KPA (kredit pemilikan apartemen).
“Pengembang bisa berstrategi untuk meningkatkan penjualan dengan berfokus pada ketersediaan sarana publik di sekitar hunian serta berbagai fitur ramah lingkungan pada hunian yang mereka tawarkan kepada konsumen,” jelasnya.
Hal ini karena kesadaran masyarakat untuk memiliki rumah yang ramah lingkungan cukup tinggi. Sebanyak 90% responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2021 mengakui pentingnya fitur ramah lingkungan pada rumah, terutama fitur yang dapat membantu menghemat pengeluaran seperti tagihan listrik dan kendaraan pribadi.
Sementara stimulus pemerintah berupa DP 0% dan relaksasi PPN properti hingga Desember 2021, diikuti dengan perpanjangan kebijakan DP 0% sampai Desember 2022, diyakini dapat menjaga kondisi pasar properti 2022 tetap stabil.
Menurut Marine, Rumah.com Indonesia Property Market Index mengindikasikan bahwa tren harga properti akan berangsur normal dan akan meningkat pada setiap kuartal di 2022. Hal ini dapat terjadi dengan catatan bahwa pemerintah mampu menjaga situasi ekonomi tetap kondusif, serta melanjutkan kebijakan terkait properti dan ekonomi seperti restrukturisasi kredit, relaksasi LTV, dan terutama penurunan suku bunga.
Namun hal itu tidak akan bertahan lama karena penjual semakin berani untuk meningkatkan harga properti secara berkala. Selain itu, pemerintah juga belum memberi kejelasan seputar stimulus yang saat ini diberlakukan.
"Situasi pasar properti mulai membaik setelah sejumlah stimulus dan kebijakan pemerintah benar-benar digulirkan. Kebijakan pembebasan PPN properti antara 50% hingga 100% yang ditanggung pemerintah. Kemudian Bank Indonesia (BI) juga mengizinkan uang muka 0% lewat relaksasi rasio LTV/FTV," jelas Marine Novita, Country Manager Rumah.com, Kamis (9/12/2021).
Marine menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pada sektor properti seperti DP 0% dan relaksasi PPN properti tepat sasaran karena berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2021 pada awal tahun 2021. Sebanyak 67% responden mengharapkan penurunan uang muka. Sementara sebanyak 85% mengharapkan penurunan suku bunga ketika ditanya seputar suku bunga.
"Stimulus pemerintah berhasil membuat pasar properti pulih sepanjang tahun 2021, ditandai dengan kenaikan harga properti pada kuartal kedua dan ketiga serta kenaikan pencarian properti secara tahunan," jelas Marine.
Menurut Marine pada tahun 2022 mendatang, daya beli masyarakat kelihatan belum akan pulih sepenuhnya sehingga kondisi pasar masih tetap bergantung kepada kebijakan pemerintah atas insentif pajak dan suku bunga KPR maupun KPA (kredit pemilikan apartemen).
“Pengembang bisa berstrategi untuk meningkatkan penjualan dengan berfokus pada ketersediaan sarana publik di sekitar hunian serta berbagai fitur ramah lingkungan pada hunian yang mereka tawarkan kepada konsumen,” jelasnya.
Hal ini karena kesadaran masyarakat untuk memiliki rumah yang ramah lingkungan cukup tinggi. Sebanyak 90% responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2021 mengakui pentingnya fitur ramah lingkungan pada rumah, terutama fitur yang dapat membantu menghemat pengeluaran seperti tagihan listrik dan kendaraan pribadi.
Sementara stimulus pemerintah berupa DP 0% dan relaksasi PPN properti hingga Desember 2021, diikuti dengan perpanjangan kebijakan DP 0% sampai Desember 2022, diyakini dapat menjaga kondisi pasar properti 2022 tetap stabil.
Menurut Marine, Rumah.com Indonesia Property Market Index mengindikasikan bahwa tren harga properti akan berangsur normal dan akan meningkat pada setiap kuartal di 2022. Hal ini dapat terjadi dengan catatan bahwa pemerintah mampu menjaga situasi ekonomi tetap kondusif, serta melanjutkan kebijakan terkait properti dan ekonomi seperti restrukturisasi kredit, relaksasi LTV, dan terutama penurunan suku bunga.
Namun hal itu tidak akan bertahan lama karena penjual semakin berani untuk meningkatkan harga properti secara berkala. Selain itu, pemerintah juga belum memberi kejelasan seputar stimulus yang saat ini diberlakukan.
(uka)
tulis komentar anda