Produksi CPO Januari-April 2020 Menyusut 12,2% Dibanding Tahun Lalu
Selasa, 09 Juni 2020 - 16:11 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono mengungkapkan, tren produksi sawit mentah (CPO) sejak awal tahun cenderung menurun. Jika dibandingkan Januari-April 2019, produksi CPO 2020 lebih rendah sekitar 12,2%.
"Produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu merupakan efek dari kemarau panjang," kata Sardjono dalam keterangan resminya, Senin (8/6/2020)
Meski begitu, berdasarkan catatan Gapki, produksi minyak sawit mentah (CPO) pada April mencapai 3,68 juta ton atau tumbuh 12,6% dari produksi Maret sebesar 3,27 juta ton. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri pada April turun 98 ribu ton atau lebih rendah sekitar 6,6% dibandingkan Maret, yang dipengaruhi dari turunnya konsumsi biodiesel sebanyak 113 ribu ton.
"Penurunan konsumsi dalam negeri ini, tak terlepas dari turunnya mobilitas masyarakat karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)" terangnya
Namun di sisi lain jika dilihat dari penggunaannya, konsumsi untuk keperluan pangan naik tipis dari 721 ribu ton menjadi 725 ribu ton. Sementara itu konsumsi oleokimia naik 11.000 ton menjadi 115 ribu ton karena meningkatnya pemakaian hand sanitizer dan sabun.
"Konsumsi oleokimia diperkirakan masih akan bertahan meskipun ada pelonggaran PSBB karena protokol covid-19 masih tetap diterapkan," kata Mukti.
Mukti menambahkan, bahwa di tengah pandemi covid-19 yang telah berjalan lebih dari dua bulan, kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit masih berjalan normal dengan mengikuti protokol pencegahan secara disiplin.
"Produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu merupakan efek dari kemarau panjang," kata Sardjono dalam keterangan resminya, Senin (8/6/2020)
Meski begitu, berdasarkan catatan Gapki, produksi minyak sawit mentah (CPO) pada April mencapai 3,68 juta ton atau tumbuh 12,6% dari produksi Maret sebesar 3,27 juta ton. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri pada April turun 98 ribu ton atau lebih rendah sekitar 6,6% dibandingkan Maret, yang dipengaruhi dari turunnya konsumsi biodiesel sebanyak 113 ribu ton.
"Penurunan konsumsi dalam negeri ini, tak terlepas dari turunnya mobilitas masyarakat karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)" terangnya
Namun di sisi lain jika dilihat dari penggunaannya, konsumsi untuk keperluan pangan naik tipis dari 721 ribu ton menjadi 725 ribu ton. Sementara itu konsumsi oleokimia naik 11.000 ton menjadi 115 ribu ton karena meningkatnya pemakaian hand sanitizer dan sabun.
"Konsumsi oleokimia diperkirakan masih akan bertahan meskipun ada pelonggaran PSBB karena protokol covid-19 masih tetap diterapkan," kata Mukti.
Mukti menambahkan, bahwa di tengah pandemi covid-19 yang telah berjalan lebih dari dua bulan, kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit masih berjalan normal dengan mengikuti protokol pencegahan secara disiplin.
(akr)
tulis komentar anda