Indonesia Kejar Ratifikasi Perjanjian Dagang RCEP di Kuartal I/2022
Jum'at, 31 Desember 2021 - 13:38 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah menargetkan ratifikasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) rampung pada kuartal I/2022.
Menurut Airlangga, saat ini proses pembahasan perjanjian dagang tersebut baru selesai dibahas oleh Komisi VI DPR RI. Sehingga, diharapkan pada awal kuartal I/2022 sudah bisa dibawa ke Rapat Paripurna DPR.
"Sehingga, pada kuartal pertama 2022 ini RCEP sudah ratifikasi di Indonesia," kata Airlangga dalam Press Briefing terkait RCEP di Jakarta, Jumat (31/12/2021).
Menyusul penandatanganan tersebut, RCEP dapat mulai diimplementasikan setelah minimal 6 negara anggota ASEAN dan 3 negara Mitra FTA ASEAN menyelesaikan proses ratifikasi.
Mengutip siaran pers Kementerian Koordinator Perekonomian, RCEP merupakan kesepakatan trading block terbesar di dunia, yang meliputi 30% dari PDB dunia, 27% dari perdagangan dunia, 29% dari investasi asing langsung, dan 29% dari populasi dunia.
Meskipun India pada akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung, RCEP tetap menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia di luar WTO.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Airlangga, saat ini proses pembahasan perjanjian dagang tersebut baru selesai dibahas oleh Komisi VI DPR RI. Sehingga, diharapkan pada awal kuartal I/2022 sudah bisa dibawa ke Rapat Paripurna DPR.
"Sehingga, pada kuartal pertama 2022 ini RCEP sudah ratifikasi di Indonesia," kata Airlangga dalam Press Briefing terkait RCEP di Jakarta, Jumat (31/12/2021).
Menyusul penandatanganan tersebut, RCEP dapat mulai diimplementasikan setelah minimal 6 negara anggota ASEAN dan 3 negara Mitra FTA ASEAN menyelesaikan proses ratifikasi.
Mengutip siaran pers Kementerian Koordinator Perekonomian, RCEP merupakan kesepakatan trading block terbesar di dunia, yang meliputi 30% dari PDB dunia, 27% dari perdagangan dunia, 29% dari investasi asing langsung, dan 29% dari populasi dunia.
Meskipun India pada akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung, RCEP tetap menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia di luar WTO.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
(ind)
tulis komentar anda