UMKM Belum Melek Digital Masih Jadi Kendala
Sabtu, 13 Juni 2020 - 02:11 WIB
JAKARTA - Upaya menjadikan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai salah satu pilar dan tonggak ekonomi Indonesia perlu dorongan untuk terlibat aktif dalam digitalisasi. Sejauh ini, UMKM belum maksimal menggarap peluang tersebut. Hal tersebut terlihat dengan minimnya pelaku UMKM yang berbasis digital.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha selain masalah permodalan, UMKM di Indonesia juga terkendala masalah jaringan pasar. Sehingga, pentingnya UMKM untuk melek media digital agar mampu merambah pasar lebih luas.
"Di bulan puasa kemarin kita melakukan sosialisasi kepada seluruh Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI se-Indonesia banyak yang ketidaktahuan dengan masalah UMKM, khususnya pemasaran melalui digital. Sehingga dari pemikiran itulah saya teringat dengan Bang Rachmat Kaimuddin pernah ketemu di Istana, yang mana juga sekarang menjadi CEO Bukalapak," ujar Maming dalam Webinar Forum Group Discussion (FGD) dengan Bukalapak di Jakarta, Jumat(12/6).
Acara virtual yang bertajuk "Memanfaatkan Digitalisasi untuk Membangkitkan UMKM", lanjut Maming, di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial, kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Hal tersebut karena minimnya pendampingan dari pemerintah maupun swasta akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.
"Sehingga saya meminta bekerjasama dengan HIPMI untuk memberikan pelatihan khususnya untuk UMKM bukan hanya HIPMI, tapi juga masyarakat umum yang hadir di acara webinar ini. Sehingga, bisa memberikan pengalaman-pengalaman bagi UMKM-UMKM khususnya UMKM yang ada di HIPMI," ucapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu berharap, pihaknya mulai memberikan perhatian lebih terhadap UMKM nasional guna mendongkrak ekonomi nasional dan terlebih mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat luas.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal HIPMI masuk ke digital online, dimana bekerjasama dengan digital-digital online yang lainnya dan dimulai dari Bukalapak," ungkap Maming.
Di waktu yang sama, Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM BPP HIPMI Rano Wiharta mengatakan, acara ini berawal dari sebuah pemikiran bahwa kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari peran digital. Oleh sebab itu, sektor usaha mayoritas di HIPMI ini adalah pelaku UMKM yang dimana dalam bencana pandemi Covid-19 ini, UMKM terkena dampak yang cukup besar.
"Maka, kami ingin mengajak teman-teman HIPMI semua untuk dapat memanfaatkan kekuatan digitalisasi, agar masing-masing usahanya dapat memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, diskusi bersama antara HIPMI dan Bukalapak ini dapat menjadi transfer knowledge kepada kita semua, sehingga kita dapat memetik manfaat yang maksimal," tutur Rano.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha selain masalah permodalan, UMKM di Indonesia juga terkendala masalah jaringan pasar. Sehingga, pentingnya UMKM untuk melek media digital agar mampu merambah pasar lebih luas.
"Di bulan puasa kemarin kita melakukan sosialisasi kepada seluruh Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI se-Indonesia banyak yang ketidaktahuan dengan masalah UMKM, khususnya pemasaran melalui digital. Sehingga dari pemikiran itulah saya teringat dengan Bang Rachmat Kaimuddin pernah ketemu di Istana, yang mana juga sekarang menjadi CEO Bukalapak," ujar Maming dalam Webinar Forum Group Discussion (FGD) dengan Bukalapak di Jakarta, Jumat(12/6).
Acara virtual yang bertajuk "Memanfaatkan Digitalisasi untuk Membangkitkan UMKM", lanjut Maming, di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial, kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Hal tersebut karena minimnya pendampingan dari pemerintah maupun swasta akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.
"Sehingga saya meminta bekerjasama dengan HIPMI untuk memberikan pelatihan khususnya untuk UMKM bukan hanya HIPMI, tapi juga masyarakat umum yang hadir di acara webinar ini. Sehingga, bisa memberikan pengalaman-pengalaman bagi UMKM-UMKM khususnya UMKM yang ada di HIPMI," ucapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu berharap, pihaknya mulai memberikan perhatian lebih terhadap UMKM nasional guna mendongkrak ekonomi nasional dan terlebih mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat luas.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal HIPMI masuk ke digital online, dimana bekerjasama dengan digital-digital online yang lainnya dan dimulai dari Bukalapak," ungkap Maming.
Di waktu yang sama, Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM BPP HIPMI Rano Wiharta mengatakan, acara ini berawal dari sebuah pemikiran bahwa kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari peran digital. Oleh sebab itu, sektor usaha mayoritas di HIPMI ini adalah pelaku UMKM yang dimana dalam bencana pandemi Covid-19 ini, UMKM terkena dampak yang cukup besar.
"Maka, kami ingin mengajak teman-teman HIPMI semua untuk dapat memanfaatkan kekuatan digitalisasi, agar masing-masing usahanya dapat memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, diskusi bersama antara HIPMI dan Bukalapak ini dapat menjadi transfer knowledge kepada kita semua, sehingga kita dapat memetik manfaat yang maksimal," tutur Rano.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
(akr)
tulis komentar anda