Yayasan Hadji Kalla Bantu Reaktor Biogas untuk Duafa di Maros
Selasa, 22 Februari 2022 - 08:53 WIB
MAROS - Yayasan Hadji Kalla meresmikan bantuan reaktor biogas untuk duafa dalam Program Kampung Iklim (Proklim) 2022. Program ini bekerjasama dengan Yayasan Rumah Energi yang bergerak dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat.
Utamanya sebagai upaya edukasi agar lebih sadar tentang pentingnya konservasi energi melalui energi terbarukan dan gaya hidup hijau untuk menjamin ketahanan pangan dan energi.
Peresmian Program Kampung Iklim ini dilaksanakan di dua desa di Kabupaten Maros, yakni Desa Simbang dan Desa Sambueja, Senin (21/2/2022).
Acara dihadiri oleh aparat desa setempat, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros , Fasilitator Yayasan Rumah Energi serta Tim Bidang Kemanusiaan, Lingkungan dan Kesehatan Yayasan Hadji Kalla.
Program ini diinisiasi atas dasar krisis energi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Ketersediaan energi untuk berbagai macam kebutuhan akan semakin menipis. Salah satu pengaruhnya penggunaan sumber daya energi yang tidak terbarukan.
"Dalam lima tahun ke depan, sebagai strategi nasional, energi yang dihasilkan oleh fosil ini sudah mulai menipis dan akan digantikan oleh energi listrik. Namun ada alternatif lain yang hari ini kita coba di rumah salah satu warga Desa Simbang ini, di rumah bapak Haeruddin, yakni reaktor penghasil biogas yang bisa kita hasilkan dari kotoran hewan seperti sapi. Dengan penggunaan energi minyak dan gas yang dikurangi, maka ada konversi energi lain yang bisa membawa manfaat baru," jelas Sapril Akhmady, Manager Bidang Humanity & Enviroment Yayasan Hadji Kalla.
Fasilitator dari Yayasan Rumah Energi yang juga merupakan implementor dalam Proklim, Ros Lantara, menjelaskan, sejak tahun 2021 lalu, ia dan timnya telah melakukan banyak diskusi bersama dengan Yayasan Hadji Kalla terkait program ini.
Lalu, ia mengirimkan proposal program yang ditindaklanjuti oleh Yayasan Hadji Kalla untuk membangun kolaborasi program. Program ini juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros.
Utamanya sebagai upaya edukasi agar lebih sadar tentang pentingnya konservasi energi melalui energi terbarukan dan gaya hidup hijau untuk menjamin ketahanan pangan dan energi.
Peresmian Program Kampung Iklim ini dilaksanakan di dua desa di Kabupaten Maros, yakni Desa Simbang dan Desa Sambueja, Senin (21/2/2022).
Acara dihadiri oleh aparat desa setempat, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros , Fasilitator Yayasan Rumah Energi serta Tim Bidang Kemanusiaan, Lingkungan dan Kesehatan Yayasan Hadji Kalla.
Baca Juga
Program ini diinisiasi atas dasar krisis energi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Ketersediaan energi untuk berbagai macam kebutuhan akan semakin menipis. Salah satu pengaruhnya penggunaan sumber daya energi yang tidak terbarukan.
"Dalam lima tahun ke depan, sebagai strategi nasional, energi yang dihasilkan oleh fosil ini sudah mulai menipis dan akan digantikan oleh energi listrik. Namun ada alternatif lain yang hari ini kita coba di rumah salah satu warga Desa Simbang ini, di rumah bapak Haeruddin, yakni reaktor penghasil biogas yang bisa kita hasilkan dari kotoran hewan seperti sapi. Dengan penggunaan energi minyak dan gas yang dikurangi, maka ada konversi energi lain yang bisa membawa manfaat baru," jelas Sapril Akhmady, Manager Bidang Humanity & Enviroment Yayasan Hadji Kalla.
Fasilitator dari Yayasan Rumah Energi yang juga merupakan implementor dalam Proklim, Ros Lantara, menjelaskan, sejak tahun 2021 lalu, ia dan timnya telah melakukan banyak diskusi bersama dengan Yayasan Hadji Kalla terkait program ini.
Lalu, ia mengirimkan proposal program yang ditindaklanjuti oleh Yayasan Hadji Kalla untuk membangun kolaborasi program. Program ini juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros.
tulis komentar anda