BEI Kasih Bocoran: 33 Perusahaan Antre IPO, 17 Punya Aset Jumbo
Minggu, 10 April 2022 - 12:46 WIB
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan, terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) . Jumlah tersebut telah masuk dalam pipeline bursa .
"Hingga saat ini, terdapat 33 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada media, dikutip Minggu (10/4/2022).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, Nyoman mencatat, mayoritas pipeline saat ini didominasi oleh perusahaan dengan aset berskala besar yakni di atas Rp250 miliar.
Selanjutnya 13 perusahaan memiliki aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan sebanyak 3 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar.
Sektor consumer goods menyumbang terbanyak, terdiri dari 7 perusahaan sektor siklikal dan 6 perusahaan sektor non-siklikal.
Selanjutnya 4 perusahaan sektor properti & real estate, 4 sektor infrastruktur, 3 sektor teknologi, 3 sektor energi, 2 sektor kesehatan, 2 sektor industri, 1 sektor transportasi, dan 1 lagi sektor bahan baku / basic materials.
Nyoman menambahkan, bahwa sepanjang tahun 2022, sebanyak 14 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di bursa. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) menjadi perusahaan ke-14 yang melantai di bursa per Jumat kemarin (8/4).
"Dengan tercatatnya SICO maka jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI telah mencapai angka 780 Perusahaan Tercatat saham dari total 891 Perusahaan Tercatat (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset)," tutur Nyoman.
Selain pencatatan saham, Nyoman merinci telah terdapat 37 emisi baru Efek Bersifat Utang dan Sukuk yang dicatatkan di BEI per 8 April 2022. Jumlah tersebut diterbitkan oleh 20 perusahaan dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp40,9 triliun.
"Sedangkan di pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk juga masih terdapat 16 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan 19 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk," pungkas Nyoman.
"Hingga saat ini, terdapat 33 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada media, dikutip Minggu (10/4/2022).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, Nyoman mencatat, mayoritas pipeline saat ini didominasi oleh perusahaan dengan aset berskala besar yakni di atas Rp250 miliar.
Selanjutnya 13 perusahaan memiliki aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan sebanyak 3 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar.
Sektor consumer goods menyumbang terbanyak, terdiri dari 7 perusahaan sektor siklikal dan 6 perusahaan sektor non-siklikal.
Selanjutnya 4 perusahaan sektor properti & real estate, 4 sektor infrastruktur, 3 sektor teknologi, 3 sektor energi, 2 sektor kesehatan, 2 sektor industri, 1 sektor transportasi, dan 1 lagi sektor bahan baku / basic materials.
Nyoman menambahkan, bahwa sepanjang tahun 2022, sebanyak 14 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di bursa. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) menjadi perusahaan ke-14 yang melantai di bursa per Jumat kemarin (8/4).
"Dengan tercatatnya SICO maka jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI telah mencapai angka 780 Perusahaan Tercatat saham dari total 891 Perusahaan Tercatat (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset)," tutur Nyoman.
Selain pencatatan saham, Nyoman merinci telah terdapat 37 emisi baru Efek Bersifat Utang dan Sukuk yang dicatatkan di BEI per 8 April 2022. Jumlah tersebut diterbitkan oleh 20 perusahaan dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp40,9 triliun.
"Sedangkan di pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk juga masih terdapat 16 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan 19 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk," pungkas Nyoman.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda