Rupiah Melemah, Modal Asing Kabur Rp19,14 Triliun dari RI dalam Sepekan
Sabtu, 14 Mei 2022 - 07:30 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp19,14 triliun sepanjang pekan ini. Kaburnya dana asing tersebut diikuti pelemahan rupiah.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono merincikan, non residen jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp12,32 triliun serta aksi jual di pasar saham sebesar Rp6,82 triliun.
"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 12 Mei 2022, non residen jual neto Rp 78,13 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp65,97 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya dikutip di Jakarta, Sabtu (14/5/2021).
Sementara secara total, dana asing yang keluar dari Tanah Air mencapai Rp144,1 triliun pada 1 Januari sampai 12 Mei 2022. Terdiri dari penjualan SBN sebesar Rp78,13 triliun dan saham Rp65,97 triliun.
DI sisi lain, BI mencatat tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik dari 126,6 basis poin (bps) menjadi 133,41 bps. "Ini sejalan meningkatnya risk off di pasar keuangan global," jelasnya.
Sedangkan tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun naik ke level 7,39 persen. Hal ini sejalan dengan yield surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun yang juga naik ke level 2,84 persen.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono merincikan, non residen jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp12,32 triliun serta aksi jual di pasar saham sebesar Rp6,82 triliun.
"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 12 Mei 2022, non residen jual neto Rp 78,13 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp65,97 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya dikutip di Jakarta, Sabtu (14/5/2021).
Sementara secara total, dana asing yang keluar dari Tanah Air mencapai Rp144,1 triliun pada 1 Januari sampai 12 Mei 2022. Terdiri dari penjualan SBN sebesar Rp78,13 triliun dan saham Rp65,97 triliun.
DI sisi lain, BI mencatat tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik dari 126,6 basis poin (bps) menjadi 133,41 bps. "Ini sejalan meningkatnya risk off di pasar keuangan global," jelasnya.
Sedangkan tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun naik ke level 7,39 persen. Hal ini sejalan dengan yield surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun yang juga naik ke level 2,84 persen.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda