Simalakama Harga Telur: Turun Rugi, Naik Belum Tentu Untung
Rabu, 08 Juni 2022 - 20:57 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Ahmad Dawami mengatakan naiknya harga telur maupun ayam ras saat ini disebabkan banyak faktor. Menurutnya, ketika harga telur sedang tinggi, buka semata-mata perusahaan mendapatkan keuntungan yang berlimpah, sebab di balik itu ada biaya produksi yang juga meningkat.
"Sebenarnya kalau harga telur tinggi, apakah mendapatkan profit, ya belum tentu, bahkan banyak yang mengatakan rugi, karena harga bahan bakunya sudah naik," ujarnya dalam diskusi Indonesian Poultry Businees Forum (IPBF) bersama Kadin, Rabu (8/6/2022).
Harga bahan baku yang naik bakal membuat HPP (harga pokok penjualan) juga menjadi naik. Makanya, kenaikan harga telur bukan hanya dipengaruhi oleh produksi ayam ataupun telurnya, tetapi juga ada bahan pakan yang juga naik.
Mengingat saat ini mayoritas bahan dasar pakan ternak masih impor, tentu membuat harganya sangat fluktuatif mengikuti situasi global yang tidak bisa diatur dalam negeri. Jika biaya produksi tidak terlalu tinggi, maka secara otomatis produk dalam negeri memiliki daya saing terhadap produk-produk impor.
"Bagaimana bisa ketersediaan cukup dan harganya tidak melambung, sehingga kita mempunyai daya saing terhadap produksi-produksi dari luar negeri," lanjutnya.
Dawami menambahkan bahwa ketika harga telur kurang bagus, maka bakal banyak para peternak yang mengurangi produksi. Sebab ketika biaya produksi termasuk harga pakan ternak naik, maka keuntungan para peternak semakin menipis.
Baca Juga: Isu Reshuffle 15 Juni Gerindra Dapat Bocoran A1 dari Sumber Istana, Ini Isinya
"Ketika harga telur ini kurang bagus, banyak sekali beberapa peternak yang mengurangi produksi, atau bahkan menutup peternakan, kalau mengurangi produksi pasti akan berdampak di produksi anak ayam," pungkasnya.
"Sebenarnya kalau harga telur tinggi, apakah mendapatkan profit, ya belum tentu, bahkan banyak yang mengatakan rugi, karena harga bahan bakunya sudah naik," ujarnya dalam diskusi Indonesian Poultry Businees Forum (IPBF) bersama Kadin, Rabu (8/6/2022).
Harga bahan baku yang naik bakal membuat HPP (harga pokok penjualan) juga menjadi naik. Makanya, kenaikan harga telur bukan hanya dipengaruhi oleh produksi ayam ataupun telurnya, tetapi juga ada bahan pakan yang juga naik.
Mengingat saat ini mayoritas bahan dasar pakan ternak masih impor, tentu membuat harganya sangat fluktuatif mengikuti situasi global yang tidak bisa diatur dalam negeri. Jika biaya produksi tidak terlalu tinggi, maka secara otomatis produk dalam negeri memiliki daya saing terhadap produk-produk impor.
"Bagaimana bisa ketersediaan cukup dan harganya tidak melambung, sehingga kita mempunyai daya saing terhadap produksi-produksi dari luar negeri," lanjutnya.
Dawami menambahkan bahwa ketika harga telur kurang bagus, maka bakal banyak para peternak yang mengurangi produksi. Sebab ketika biaya produksi termasuk harga pakan ternak naik, maka keuntungan para peternak semakin menipis.
Baca Juga: Isu Reshuffle 15 Juni Gerindra Dapat Bocoran A1 dari Sumber Istana, Ini Isinya
"Ketika harga telur ini kurang bagus, banyak sekali beberapa peternak yang mengurangi produksi, atau bahkan menutup peternakan, kalau mengurangi produksi pasti akan berdampak di produksi anak ayam," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda