Kurangi Impor, Vaksin BUMN Akan Diproduksi 120 Juta Dosis per Tahun
Kamis, 09 Juni 2022 - 17:33 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Indonesia mampu menekan impor vaksin Covid-19. Hal ini seiring produksi vaksin BUMN oleh PT Bio Farma (Persero) yang ditargetkan mencapai 120 juta dosis per tahun.
Erick tak ingin Indonesia terus bergantung pada negara lain, baik dari sisi bahan baku obat (BBO) maupun sektor kesehatan secara menyeluruh.
"Agar masyarakat kita juga percaya pada kesehatan yang dibangun di dalam negeri atau terobosan seperti saat ini, bagaimana kita punya vaksin sendiri, tidak mengimpor vaksin," kata Erick saat kick off uji klinis vaksin BUMN, Kamis (9/6/2022).
Sebagai informasi, saat ini vaksin BUMN masuk fase uji klinis tahap III dan ditargetkan rampung pada Juli 2022. Setelah itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
Erick mengatakan akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Kesehatan terkait penamaan vaksin BUMN tersebut.
Menurut dia, penamaan vaksin BUMN dilakukan untuk proses pendaftaran vaksin ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Ke depan pasti kita konsultasi ke bapak Presiden dan Kemenkes, apakah vaksin ini akan diubah namanya. Dalam mencantumkan sebuah nama, bukan berarti jemawa, arogan, atau sombong seakan-akan klaim satu kelompok, tidak, tapi diregister awal harus lakukan itu. Kalau tidak, nanti tidak tahu itu siapa," bebernya.
Dia mencatat, tujuan awal vaksin BUMN untuk vaksin primer. Namun, tidak menutup kemungkinan menjadi vaksin booster seperti yang diharapkan pemerintah. Erick mengatakan, tahap awal vaksin BUMN ditargetkan sebanyak 120 juta vaksin untuk kebutuhan dalam negeri.
"Tapi tidak menutup kemungkinan produksi kita bisa mencapai 500 juta, ini kalau nanti diperlukan perbesar apalagi kita ingin Indonesia jadi hub produksi vaksin dunia, ya kita bisa tingkatkan," tandasnya.
Erick tak ingin Indonesia terus bergantung pada negara lain, baik dari sisi bahan baku obat (BBO) maupun sektor kesehatan secara menyeluruh.
"Agar masyarakat kita juga percaya pada kesehatan yang dibangun di dalam negeri atau terobosan seperti saat ini, bagaimana kita punya vaksin sendiri, tidak mengimpor vaksin," kata Erick saat kick off uji klinis vaksin BUMN, Kamis (9/6/2022).
Sebagai informasi, saat ini vaksin BUMN masuk fase uji klinis tahap III dan ditargetkan rampung pada Juli 2022. Setelah itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
Erick mengatakan akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Kesehatan terkait penamaan vaksin BUMN tersebut.
Menurut dia, penamaan vaksin BUMN dilakukan untuk proses pendaftaran vaksin ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Ke depan pasti kita konsultasi ke bapak Presiden dan Kemenkes, apakah vaksin ini akan diubah namanya. Dalam mencantumkan sebuah nama, bukan berarti jemawa, arogan, atau sombong seakan-akan klaim satu kelompok, tidak, tapi diregister awal harus lakukan itu. Kalau tidak, nanti tidak tahu itu siapa," bebernya.
Dia mencatat, tujuan awal vaksin BUMN untuk vaksin primer. Namun, tidak menutup kemungkinan menjadi vaksin booster seperti yang diharapkan pemerintah. Erick mengatakan, tahap awal vaksin BUMN ditargetkan sebanyak 120 juta vaksin untuk kebutuhan dalam negeri.
"Tapi tidak menutup kemungkinan produksi kita bisa mencapai 500 juta, ini kalau nanti diperlukan perbesar apalagi kita ingin Indonesia jadi hub produksi vaksin dunia, ya kita bisa tingkatkan," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda