Gandeng IWAPI, Program Pinky Movement Jangkau Lebih Luas Pelaku Usaha Wanita
Rabu, 29 Juni 2022 - 16:38 WIB
JAKARTA - Guna mendukung pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) wanita mengembangkan usahanya, PT Pertamina (Persero) menyalurkan dana murah melalui Program Pinky Movement. Pertamina mencatat, dalam 3 tahun terakhir persentase pengusaha wanita yang menerima pinjaman itu terus meningkat.
Pada 2020, tercatat total penerima pinjaman dana Program Pinky Movement sebanyak 589 pengusaha, di mana sekitar 224 pengusaha atau 38,03% merupakan pelaku usaha wanita. Jumlah penerima dana kemitraan dari kelompok perempuan di tahun selanjutnya kemudian meningkat menjadi 45,22% atau sekitar 249 orang dari 544 orang pengusaha UKM.
Sementara pada tahun ini, hingga Mei 2022 Pertamina mencatat baru terdapat 67 pengusaha wanita atau 34,01% yang menerima kucuran dana kemitraan Pinky Movement. Untuk itu, salah satu strategi yang digunakan SMEPP Pertamina untuk menggaet pengusaha UMKM wanita adalah dengan menggandeng Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
"Saya mendapatkan informasi tentang Program Kemitraan Pertamina dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IWAPI. Saya mendapatkan pendanaan dari Kemitraan Pertamina sejak 25 Febuari 2022," ungkap Zuraida, pemilik usaha Magnus Adira Internasional, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (29/6/2022).
Kolaborasi Pertamina dan IWAPI menyasar perluasan Program Pinky Movement kepada 30.000 lebih pengusaha wanita yang menjadi anggota organisasi tersebut. Program ini antara lain menyasar anggota IWAPI di yang memiliki unit outlet LPG di sektor perdagangan dan unit UMKM pengguna LPG di sektor kuliner, industri dan sebagainya.
Program ini mencakup pembiayaan murah dan pembinaan peningkatan kompetensi agar anggota IWAPI dapat menjadi UMKM naik kelas. Tentu saja dengan memenuhi beberapa kriteria di antaranya peningkatan kapasitas produksi, memperoleh sertifikat dan izin usaha, peningkatan omzet, dan pemasaran produk hingga ke luar daerah atau negara.
Zuraida mendapatkan pinjaman dana kemitraan sebesar Rp90 juta pada Februari 2022. Dana tersebut, jelasnya, digunakan untuk pengembangan workshop, pembuatan tas-tas seminar, ladies bag, dan lain-lain. Selanjutnya, dia mendapatkan pembinaan dari Pertamina terkait pengembangan usaha berupa penawaran stand-stand pameran di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta dan Tangerang Selatan. "Saya juga menyebarkan informasi program ini kepada wanita pengusaha lain yang tergabung dalam IWAPI," katanya.
Pemilik usaha Butik Fashion Gerai Hijab Fine Eni Kartika juga memperoleh kucuran dana kemitraan dari Pinky Movement. Dana sebesar Rp70 juta diterimanya pada Maret 2022 dan digunakan untuk pengembangan usaha gerai hijabnya. Kini, meski belum terlalu besar, Eni mengaku penjualan terus membaik jika dibandingkan pada saat krisis akibat pandemi.
"Saya memasarkan produk di toko offline di ITC Depok. Pembelinya masih domestik. Omzet juga masih belum terlalu normal, tapi membaik," tuturnya. Karena itu, dia mengaku masih butuhkan dukungan dan pembinaan dari Pertamina agar produknya dapat menembus pasar ekspor.
Terpisah, pengamat pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Risna Resnawaty mengapresiasi program tersebut. "Program Pinky Movement ini bisa disebut perwujudan capacity building dan corporate share value (CSV) dari Pertamina bagi pelaku UMKM dan pengusaha perempuan," ujarnya.
Pada 2020, tercatat total penerima pinjaman dana Program Pinky Movement sebanyak 589 pengusaha, di mana sekitar 224 pengusaha atau 38,03% merupakan pelaku usaha wanita. Jumlah penerima dana kemitraan dari kelompok perempuan di tahun selanjutnya kemudian meningkat menjadi 45,22% atau sekitar 249 orang dari 544 orang pengusaha UKM.
Baca Juga
Sementara pada tahun ini, hingga Mei 2022 Pertamina mencatat baru terdapat 67 pengusaha wanita atau 34,01% yang menerima kucuran dana kemitraan Pinky Movement. Untuk itu, salah satu strategi yang digunakan SMEPP Pertamina untuk menggaet pengusaha UMKM wanita adalah dengan menggandeng Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
"Saya mendapatkan informasi tentang Program Kemitraan Pertamina dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IWAPI. Saya mendapatkan pendanaan dari Kemitraan Pertamina sejak 25 Febuari 2022," ungkap Zuraida, pemilik usaha Magnus Adira Internasional, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (29/6/2022).
Kolaborasi Pertamina dan IWAPI menyasar perluasan Program Pinky Movement kepada 30.000 lebih pengusaha wanita yang menjadi anggota organisasi tersebut. Program ini antara lain menyasar anggota IWAPI di yang memiliki unit outlet LPG di sektor perdagangan dan unit UMKM pengguna LPG di sektor kuliner, industri dan sebagainya.
Program ini mencakup pembiayaan murah dan pembinaan peningkatan kompetensi agar anggota IWAPI dapat menjadi UMKM naik kelas. Tentu saja dengan memenuhi beberapa kriteria di antaranya peningkatan kapasitas produksi, memperoleh sertifikat dan izin usaha, peningkatan omzet, dan pemasaran produk hingga ke luar daerah atau negara.
Zuraida mendapatkan pinjaman dana kemitraan sebesar Rp90 juta pada Februari 2022. Dana tersebut, jelasnya, digunakan untuk pengembangan workshop, pembuatan tas-tas seminar, ladies bag, dan lain-lain. Selanjutnya, dia mendapatkan pembinaan dari Pertamina terkait pengembangan usaha berupa penawaran stand-stand pameran di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta dan Tangerang Selatan. "Saya juga menyebarkan informasi program ini kepada wanita pengusaha lain yang tergabung dalam IWAPI," katanya.
Pemilik usaha Butik Fashion Gerai Hijab Fine Eni Kartika juga memperoleh kucuran dana kemitraan dari Pinky Movement. Dana sebesar Rp70 juta diterimanya pada Maret 2022 dan digunakan untuk pengembangan usaha gerai hijabnya. Kini, meski belum terlalu besar, Eni mengaku penjualan terus membaik jika dibandingkan pada saat krisis akibat pandemi.
"Saya memasarkan produk di toko offline di ITC Depok. Pembelinya masih domestik. Omzet juga masih belum terlalu normal, tapi membaik," tuturnya. Karena itu, dia mengaku masih butuhkan dukungan dan pembinaan dari Pertamina agar produknya dapat menembus pasar ekspor.
Terpisah, pengamat pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Risna Resnawaty mengapresiasi program tersebut. "Program Pinky Movement ini bisa disebut perwujudan capacity building dan corporate share value (CSV) dari Pertamina bagi pelaku UMKM dan pengusaha perempuan," ujarnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda