5 Fakta Menarik Seputar Angkringan, Jadi Tempat Rasan-rasan hingga Jagongan Politik

Sabtu, 09 Juli 2022 - 09:26 WIB
Angkringan berawal dari penjaja pikul keliling dari Desa Ngerangan, Bayat, Klaten. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Angkringan adalah ruang santap sekaligus interaksi antarwarga tanpa sekat. Kebersahajaan hik selalu dirindukan dengan menunya, nasi sambal, teh hangat, dan curhat.

Saat tempat kuliner lain kian menjamur, hik atau wedangan barangkali menjadi ruang santap tak tergantikan bagi wong Solo. Dari sebuah kampung pelosok di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pedagang hik alias wedangan kini menggurita hingga Jakarta.

Keberadaannya lentur mengikuti masa. Berawal dari penjaja pikul keliling dari Desa Ngerangan, Bayat, Klaten hik kini bertransformasi dari gerobak kayu, hingga diadopsi dalam konsep restoran dan kafe.





Transformasi hik atau wedangan ke dalam konsep restoran atau kafe bukti bahwa konsep berjualan semacam ini lentur menyesuaikan kebutuhan zaman. Kebersahajaannya yang utama ialah mengangkat kultur orang Indonesia, nongkrong dan jagongan.

Hik sebagai model wirausaha wong cilik berhasil memikat pemodal untuk menjaring pelanggan menengah ke atas. Berikut sederet fakta seputar hik atau angkringan yang kini menjamur hingga seantero negeri.

1. Bayat Klaten

Angkringan alias Hik, berasal dari Desa Ngerangan Bayat, Klaten, Jawa Tengah di Kabupaten Klaten. Desa itu berada di sisi selatan Klaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Monumen Angkringan
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More