IMF Peringatkan Risiko Naiknya Utang Kawasan Asia
Kamis, 28 Juli 2022 - 14:54 WIB
JAKARTA - Meningkatnya utang yang didorong oleh inflasi dan pengetatan kondisi keuangan di seluruh Asia menjadi perhatian Dana Moneter Internasional ( IMF ).
"Jika Anda melihat utang untuk kawasan, jika Anda melihat bagian Asia dari total utang, utang agregat, itu naik cukup tajam," ungkap Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, seperti dilansir CNBC, Kamis (28/7/2022).
Srinivasan menyebutkan, utang di kawasan Asia telah meningkat dari 25% sebelum pandemi menjadi 38% saat ini. Dia menambahkan, negara-negara yang berisiko adalah Laos, Mongolia, Maladewa dan Papua Nugini. Sementara, Sri Lanka telah gagal membayar utangnya.
Inflasi di Laos mencapai 23,6% pada bulan Juni. Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan inflasi tahunan Mongolia akan mencapai 12,4% pada tahun 2022.
Maladewa telah berjuang dengan utang yang tinggi selama bertahun-tahun. Sementara rasio utang terhadap PDB Maladewa telah turun selama dua tahun terakhir, masih tinggi sekitar 100% dari PDB.
"Jadi ada banyak negara di kawasan yang menghadapi utang yang tinggi. Dan beberapa dari negara-negara ini berada di wilayah kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai," kata Srinivasan.
Dalam prospek ekonomi global yang dirilis Selasa, IMF memperkirakan perlambatan tajam dalam pertumbuhan global dari 6,1% tahun lalu menjadi 3,2% tahun ini, diprediksi pertumbuhan di China dan India akan terpukul.
"Jika Anda melihat utang untuk kawasan, jika Anda melihat bagian Asia dari total utang, utang agregat, itu naik cukup tajam," ungkap Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan, seperti dilansir CNBC, Kamis (28/7/2022).
Srinivasan menyebutkan, utang di kawasan Asia telah meningkat dari 25% sebelum pandemi menjadi 38% saat ini. Dia menambahkan, negara-negara yang berisiko adalah Laos, Mongolia, Maladewa dan Papua Nugini. Sementara, Sri Lanka telah gagal membayar utangnya.
Inflasi di Laos mencapai 23,6% pada bulan Juni. Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan inflasi tahunan Mongolia akan mencapai 12,4% pada tahun 2022.
Maladewa telah berjuang dengan utang yang tinggi selama bertahun-tahun. Sementara rasio utang terhadap PDB Maladewa telah turun selama dua tahun terakhir, masih tinggi sekitar 100% dari PDB.
"Jadi ada banyak negara di kawasan yang menghadapi utang yang tinggi. Dan beberapa dari negara-negara ini berada di wilayah kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai," kata Srinivasan.
Dalam prospek ekonomi global yang dirilis Selasa, IMF memperkirakan perlambatan tajam dalam pertumbuhan global dari 6,1% tahun lalu menjadi 3,2% tahun ini, diprediksi pertumbuhan di China dan India akan terpukul.
Lihat Juga :
tulis komentar anda