Waspada, Ketegangan China Taiwan Bisa Berdampak Pada Kinerja Perdagangan Indonesia
Kamis, 18 Agustus 2022 - 20:51 WIB
JAKARTA - Indonesia diperingatkan perlu mewaspadai ketegangan antara China dan Taiwan yang kembali memanas usai dipicu oleh kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran menerangkan, konflik keduanya bisa berdampak pada kinerja perdagangan .
“Selain konflik Rusia-Ukraina, ketegangan antara China dan Taiwan juga kini tengah menarik perhatian dunia. Konflik geopolitik ini perlu diwaspadai oleh Indonesia mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang penting Indonesia dalam dua dekade terakhir,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Namun lanjutnya, perlu digaris bawahi bahwa dampak di sektor perdagangan ini hanya akan terjadi ketika konfliknya meningkat sampai ke level perang dan embargo ekonomi yang lebih luas. Pada level seperti saat ini, konflik kedua negara tersebut tidak terlalu berdampak terhadap perdagangan Indonesia dan arus perdagangan ke kedua negara tersebut masih baik-baik saja.
Hasran menjelaskan, bahwasanya China merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan kontribusi ekspor-impor diatas 20% di tahun 2021. Kontribusi ini menempatkan China sebagai negara tujuan ekspor nomor 1 Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD53,8 miliar.
Tidak hanya itu, di tahun yang sama, China juga merupakan negara tujuan impor terbesar dengan nilai impor USD56,3 miliar. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke China di antaranya nikel, batu bara, lignite, minyak nabati, dan baja.
Sementara impor Indonesia dari China di antaranya suku cadang alat transmisi, produk dan suku cadang elektronik, bawang putih, serta produk besi baja. “China juga menjadi bagian dari proyek strategis di Tanah Air, misalnya proyek kereta cepat, smelter, bendungan dan pabrik-pabrik,” tambah Hasran.
Selain dengan China, perdagangan Indonesia dengan Taiwan juga terus tumbuh setiap tahunnya. Di tahun 2021, ekspor Indonesia ke Taiwan bernilai USD7,0 miliar dan hal ini menempatkan Taiwan sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke sembilan bagi Indonesia.
Oleh karena itu, kata Hasran, Indonesia perlu meminimalisir resiko perdagangan akibat konflik kedua negara tersebut dengan mencari destinasi ekspor serta sumber impor dari negara lain.
"Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan perjanjian perdagangan bebas yang telah dibangun baik yang bersifat multilateral maupun bilateral," ujarnya.
“Selain konflik Rusia-Ukraina, ketegangan antara China dan Taiwan juga kini tengah menarik perhatian dunia. Konflik geopolitik ini perlu diwaspadai oleh Indonesia mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang penting Indonesia dalam dua dekade terakhir,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Namun lanjutnya, perlu digaris bawahi bahwa dampak di sektor perdagangan ini hanya akan terjadi ketika konfliknya meningkat sampai ke level perang dan embargo ekonomi yang lebih luas. Pada level seperti saat ini, konflik kedua negara tersebut tidak terlalu berdampak terhadap perdagangan Indonesia dan arus perdagangan ke kedua negara tersebut masih baik-baik saja.
Hasran menjelaskan, bahwasanya China merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan kontribusi ekspor-impor diatas 20% di tahun 2021. Kontribusi ini menempatkan China sebagai negara tujuan ekspor nomor 1 Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD53,8 miliar.
Tidak hanya itu, di tahun yang sama, China juga merupakan negara tujuan impor terbesar dengan nilai impor USD56,3 miliar. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke China di antaranya nikel, batu bara, lignite, minyak nabati, dan baja.
Sementara impor Indonesia dari China di antaranya suku cadang alat transmisi, produk dan suku cadang elektronik, bawang putih, serta produk besi baja. “China juga menjadi bagian dari proyek strategis di Tanah Air, misalnya proyek kereta cepat, smelter, bendungan dan pabrik-pabrik,” tambah Hasran.
Selain dengan China, perdagangan Indonesia dengan Taiwan juga terus tumbuh setiap tahunnya. Di tahun 2021, ekspor Indonesia ke Taiwan bernilai USD7,0 miliar dan hal ini menempatkan Taiwan sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke sembilan bagi Indonesia.
Oleh karena itu, kata Hasran, Indonesia perlu meminimalisir resiko perdagangan akibat konflik kedua negara tersebut dengan mencari destinasi ekspor serta sumber impor dari negara lain.
"Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan perjanjian perdagangan bebas yang telah dibangun baik yang bersifat multilateral maupun bilateral," ujarnya.
(akr)
tulis komentar anda