Kenaikan Harga BBM Tidak Mendesak, Pengamat Ingatkan Janji Jokowi ke Rakyat

Rabu, 24 Agustus 2022 - 12:22 WIB
Kenaikan harga BBM subsidi dalam waktu dekat dinilai tidak mendesak. Foto/SINDOnews/Yulianto
JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan solar subsidi pada pekan ini menuai pro-kontra.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai, tidak ada urgensinya pemerintah menaikkan harga Pertalite dan solar pekan ini.

Pasalnya, kenaikan harga Pertalite menjadi Rp10.000 dan solar menjadi Rp8.500 sudah pasti akan menyulut kenaikan harga-harga alias inflasi.

Menurut dia, kontribusi inflasi kenaikan harga pertalite diperkirakan sebesar 0,93%, sedangkan kenaikkan harga solar diperkirakan sebesar 1,04%. Sehingga, sumbangan inflasi kenaikan pertalite dan solar diperkirakan bisa mencapai 1,97%.



"Padahal inflasi pada Juli 2022 sudah mencapai 5,2% year on year (YoY), sehingga total inflasi akan mencapai 7,17% YoY. Bandingkan dengan inflasi pada 2021 hanya pada kisaran 3% YoY,” beber Fahmy kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Rabu (24/8/2022).



Dengan inflasi sebesar 7,17% akan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat sehingga menurunkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai dengan susah payah sebesar 5,4%.

Inflasi sebesar itu juga akan mengerek harga-harga kebutuhan pokok yang memperberat beban rakyat, terutama rakyat miskin.

Fahmy berujar, rakyat miskin yang tidak pernah menikmati subsidi BBM lantaran tidak punya kendaraan bermotor juga harus berkorban akibat kenaikan harga BBM subsidi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More